Selasa 28 Dec 2021 01:09 WIB

Shin Tae-yong dan Ambisi Indonesia Akhiri Paceklik Gelar Piala AFF

Tangan dingin Shin rupanya secara perlahan memberi identitas baru timnas Indonesia.

Red: Endro Yuwanto
Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong.
Foto: EPA-EFE/YONHAP SOUTH KOREA
Pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika ditanya ESPN mengenai kritik penggemar tim lawan bahwa Indonesia terlalu agresif selama Piala AFF 2020, pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong menyatakan tak apa-apa bermain agresif, sepanjang tak menyakiti lawan. Dia malah menilai tim-tim Asia Tenggara kurang agresif.

"Saya tak beranggapan kami telah bermain terlalu agresif. Justru salah satu hal yang saya pelajari dari sepak bola Asia Tenggara saat pertama kali saya menangani Indonesia adalah para pemain kurang begitu agresif," kata Shin awal pekan ini. "Pendekatan fisik adalah hal yang mesti kami ambil, jadi saya sama sekali tak memasalahkannya."

Baca Juga

Tetapi sungguh karena bermain agresif itu pula pertandingan yang dimainkan Indonesia menjadi terasa lebih menyengat, lebih menghibur, dan memacu adrenalin. Indonesia terlihat seperti menampilkan wajah khas sepak bola Korea yang ngotot, terus menekan, percaya diri, dan bermain dalam semangat team work yang kuat.

Sepanjang Piala AFF ini Asnawi Mangkualam dkk bermain dalam semangat bertempur yang tinggi sampai tak ragu beradu fisik untuk merebut bola dan menjarah area lawan. Sungguh intervensi karakter yang baik yang berasal dari kultur sepak bola yang puluhan tahun belakangan membuat Korea Selatan berbicara banyak di tingkat regional dan internasional.

Bermain penuh percaya diri pula yang mungkin paling menarik untuk dicermati. Aspek ini sering menjadi faktor pembeda saat dua tim bertanding. Dan Indonesia memiliki aspek itu saat ini yang bahkan nyaris merata.

Gambaran paling kuat untuk menerangkan adanya kepercayaan diri yang tinggi itu adalah kiper Nadeo Argawinata, terutama saat mementahkan tendangan penalti Faris Ramli dalam leg kedua semifinal melawan Singapura yang berkesudahan 4-2, Sabtu (25/12) malam pekan lalu.

Ketika Singapura tinggal sejengkal lagi mencapai final Piala AFF, sejak sebelum Faris mengambil ancang-ancang mengeksekusi penalti itu, Nadeo terlihat sama sekali tak tertekan, padahal saat itu dialah yang paling menentukan nasib Indonesia selanjutnya.

Boleh saja beranggapan Indonesia menang karena menghadapi tim yang tiga pemainnya terkena kartu merah. Tetapi itu tak menghilangkan fakta bahwa Indonesia memang bermain bagus dan menjadi pihak yang lebih bisa mengelola emosi dan tekanan.

Indonesia juga menjadi tim paling on fire yang terlihat dari 18 gol yang diciptakan sejauh ini atau terbanyak dibandingkan dengan tim mana pun dalam Piala AFF 2020 ini. Tangan dingin Shin rupanya telah secara perlahan memberi identitas baru untuk sebuah tim yang kini akrab dalam predikat menekan, ngotot, dan penuh percaya diri.

Baca juga : Minat Tonton Final Piala AFF 2020 di Singapura? Ini Harga Tiketnya

Klasemen Liga 1 Musim 2024
Pos Team Main Menang Seri Kalah Gol -/+ Poin
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement