Selasa 28 Dec 2021 00:20 WIB

Dua Pakar Australia Prediksi Kasus Omicron Meningkat pada Malam Tahun Baru

Pakar imbau masyarakat Australia untuk tetap berhati-hati pada perayaan Tahun Baru.

Rep: Puti Almas/ Red: Nora Azizah
Pakar imbau masyarakat Australia untuk tetap berhati-hati pada perayaan Tahun Baru.
Foto: AP Photo/Rick Rycroft
Pakar imbau masyarakat Australia untuk tetap berhati-hati pada perayaan Tahun Baru.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Para ahli kesehatan di Sydney, Australia memperingatkan agar orang-orang tetap berhati-hati ketika perayaan Tahun Baru. Pasalnya, perayaan Tahun Baru secara khusus dimeriahkan di tengah melonjaknya kasus infeksi virus corona jenis baru (Covid-19) di New South Wales. 

Sebelumnya Menteri New South Wales Stuart Ayres mengatakan perayaan kembang api pada Malam Tahun Baru akan berjalan sesuai rencana di bawah perintah kesehatan masyarakat saat ini, meskipun wabah Omicron berkembang. Ia menyebut bahwa pihak berwenang memastikan bahwa acara tetap akan berjalan sesuai rencana. 

Baca Juga

“Khususnya untuk kembang api keluarga pada pukul sembilan, kami benar-benar ingin memastikan itu tetap berjalan,” ujar Ayres, dilansir The Guardian, Senin (27/12).

Ayres berharap lebih sedikit orang yang hadir dalam acara tersebut dan mereka yang hadir diminta dapat menjaga protokol kesehatan, serta menerapkan  tindakan pencegahan dengan sebaiknya-baiknya.  Sebelumnya ahli menyerukan tindakan pencegahan untuk diterapkan selama perayaan. 

Ketua epidemiologi di Universitas Deakin, Catherine Bennett mengatakan, saat ini penularan virus di komunitas dapat dengan mudah terjadi akibat Omicron. Dengan demikian, pada Malam Tahun Baru mungkin akan jumlah kasus Covid-19 dapat meningkat.

Robert Booy, seorang dokter anak di University of Sydney, mengatakan, kemungkinan penyebaran virus terjadi di malam tahun baru, karena penularan akibat varian Omicron yang tinggi. Meski demikian, varian ini mungkin tidak membuat seseorang harus dirawat di rumah sakit karena terinfeksi dibandingkan Delta. 

“Namun, Omicron setidaknya dua kali lebih menular, fakta bahwa kami tidak memiliki gangguan dalam jumlah dalam perawatan intensif, belum hanyalah jaminan palsu,” jelas Booy

Sementara itu, kepala dari fakultas Kependudukan dan Kesehatan Global Universitas Melbourne, Nancy Baxter, mengatakan tempat terbaik untuk menonton kembang api adalah dari rumah.  Ia menyebut masih ada risiko yang terkait dengan mengumpulkan orang bersama-sama, bahkan jika itu di luar ruangan.

“Ada risiko saat ini, di mana beban kasus tertinggi yang pernah dilihat Australia terjadi dan varian paling menular yang pernah kami lihat,” jelas Baxter.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement