Selasa 28 Dec 2021 15:00 WIB

'Si Jago Merah' Masih Jadi Pekerjaan Jakarta

Sepanjang Januari-Oktober 2021, telah terjadi sebanyak 1.224 kasus kebakaran.

Petugas menerobos asap tebal saat berusaha memadamkan kebakaran yang terjadi di Gedung Cyber 1, Jakarta, Kamis (2/12/2021).
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Petugas menerobos asap tebal saat berusaha memadamkan kebakaran yang terjadi di Gedung Cyber 1, Jakarta, Kamis (2/12/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- 'Si jago merah' ternyata agaknya masih menjadi salah satu penyebab penghilang nyawa warga di Ibu Kota pada 2021 ini. Kebakaran di kawasan padat penduduk di Jakarta nyatanya bukan barang baru lagi. Ia begitu cepat merambat, hingga menghabisi setiap benda yang ada. Hanya ada satu cara digunakan saat api mulai datang, yakni memadamkan api.

Memasuki akhir 2021, setidaknya ada dua peristiwa yang cukup menarik perhatian publik Ibu Kota. Pertama, sekira pukul 04.40 WIB, nasib naas menimpa satu keluarga di Tambora, Jakarta Barat. 

Cepatnya api menjalar membuat mereka tidak punya waktu menyelamatkan diri, lima orang dinyatakan meninggal dunia pada peristiwa itu. Tak dapat dimungkiri, padatnya bangunan di permukiman, jadi salah satu faktor pemicu kebakaran. 

Wilayah dengan padat penduduk dan tidak teraturnya bentuk bangunan di kawasan, utamanya juga semakin memperparah penjalaran api. Tidak hanya itu, sempitnya akses transportasi roda empat di permukiman padat penduduk juga kian mempersulit proses penanganan dan petugas pemadam kebakaran.

Menyasar perkantoran

Sebelum peristiwa di Tambora, Jakarta Barat, sepekan sebelumnya, Kamis, (2/12) Gedung Cyber 1 Mampang, Prapatan, Jakarta Selatan menjadi sasaran lalapan si "jago merah". Kendati hanya berlangsung dalam waktu 30 menit lebih, tapi 'si jago merah' berhasil menewaskan dua orang waktu itu.

Dua korban meninggal tersebut, diduga akibat terlalu banyak menghirup asap di dalam gedung. Peristiwa ini bermula dari munculnya percikan api di dalam ruangan server lantai dua Gedung Cyber sekitar pukul 12.00 WIB. Percikan api itu menimbulkan kepulan asap sehingga membuat panik karyawan yang ada di dalam gedung. 

Petugas datang ke lokasi sekitar pukul 12.41 WIB dan langsung melakukan pemadaman di lantai dua. Petugas mengevakuasi tiga korban yang terjebak di lantai dua gedung. Satu korban berinisial SF meninggal di tempat, sedangkan korban inisial MRK sempat tidak sadarkan diri. Namun saat dilakukan perawatan di rumah sakit, nyawa MRK sudah tidak tertolong.  Satu korban lagi dinyatakan selamat setelah mendapat perawatan medis.

Peristiwa itu pun cukup menarik perhatian warga, terutama karena nilai strategis keberadaan Gedung Cyber 1 tersebut. Gedung cyber 1 adalah salah satu tempat sejumlah perusahaan teknologi informasiserta pusat penyimpanan data berbagai perusahaan. Sehingga, peristiwa itu, mengakibatkan gangguan selama kurang lebih empat jam sejak peristiwa.

Perusahaan itu antara lain pialang saham, PT Ajaib Sekuritas Asia dan PT IndoPremier Online Tecnology (IPOT). Aplikasi pembayaran digital, M-TIX CInemaXXI, Shopee dan Shopeepay dan Bank Neo Commerce. Layanan Hosting, Niagarahoster dan Rumahweb Indonesia, Portalgim, Megaxus Infotech, Ragnarok Online, providerinternet dan PT Inet Global IndoTak luput juga, Kantor Berita Antara juga terkena dampak oleh peristiwa itu.

Layanan pemerintah pun tak luput dari peristiwa yang hanya berlangsung dalam beberapa puluh menit itu. Misalnya, terganggunya layanan identifikasi IMEI melalui Central Equipment Identity Register dan layanan 112 Jakarta Siaga.

Musibah tersebut adalah contoh klasik kebakaran Jakarta. 'Si Jago merah' tak butuh waktu lama untuk melalap habis seisi rumah, termasuk penghuninya, hingga menimbulkan dampak yang lebih luas di tengah masyarakat.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement