Selasa 28 Dec 2021 18:57 WIB

Polda NTB Telusuri Pemicu Pemulung di Bima Meninggal Usai Divaksin

Lukman meninggal tak lama setelah disuntik vaksin di Gerai Vaksin Polsek Langgudu.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Kabid Humas Polda NTB, Kombes Artanto (tengah).
Foto: Antara
Kabid Humas Polda NTB, Kombes Artanto (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) Polisi sedang menelusuri penyebab seorang pemulung rongsokan bernama Lukman (34 tahun) di Kabupaten Bima, Provinsi (NTB), meninggal dunia usai menerima suntik vaksin Covid-19.

"Ini sedang dilakukan penyelidikan," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda NTB, Kombes Artanto di Kota Mataram, Provinsi NTB, Selasa (28/12).

Baca Juga

Korban mengembuskan napas terakhirnya di gazebo pinggir jalan Desa Rupe, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima pada Selasa sekitar pukul 12.00 WITA. Artanto menyampaikan, sebelum meninggal, korban pada Selasa sekitar pukul 10.30 WITA, melakukan giat vaksinasi Covid-19.

Korban disuntik di Gerai Vaksin Kepolisian Sektor (Polsek) Langgudu, Kabupaten Bima. Di gerai tersebut, polisi melaksanakan kegiatan itu bersama puskesmas. "Yang bersangkutan didampingi anak tirinya melakukan vaksinasi di Polsek Langgudu. Di sana yang bersangkutan mendapat vaksin CoronaVac," ujarnya.

Menurut informasi tim medis yang melakukan suntik vaksin Covid-19, korban sudah lolos dalam tahapan pengecekan kesehatan. Seluruh tahapan, menurut Artanto, sudah dilaksanakan tim medis sesuai prosedur.

"Jadi SOP sudah dilaksanakan tim secara benar. 'Penapisan dan observasi itu sudah. Tensinya itu juga normal 120/80, yang bersangkutan juga tidak sakit sehingga diberikan suntik vaksin. Hasil observasi juga tidak ada keluhan," ujarnya.

Namun ada informasi lain yang disampaikan anak tiri Lukman, yaitu Wilandra (17). Dia menjelaskan, sepekan sebelum mendapatkan vaksin Covid-19, ayahnya sering mengeluh sakit kepala dan demam. "Sakit kepala, demam, itu sudah sepekan lamanya. Kemudian dia (Lukman) ada juga konsumsi obat," ucap Wilandra.

Artanto menyampaikan, jenazahnya telah dipindahkan polisi bersama petugas lain. Kabar duka itu pun telah disampaikan ke keluarga korban yang berada di Dusun Segenit, Desa Suradadi, Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur.

Bahkan polisi bersama Dinas Kesehatan Lombok Timur telah berkomunikasi dengan keluarga korban perihal rencana autopsi jenazah. Hal itu gunya kepentingan penyelidikan untuk mengungkap penyebab kematian korban.

"Tetapi dari keluarga menolak autopsi dan memilih untuk segera dimakamkan," kata Artanto.

Kini jenazah Lukman sedang dalam perjalanan darat dari Kabupaten Bima menuju kampung halamannya di Kabupaten Lombok Timur. "Jenazahnya dibawa langsung ke Lombok Timur pakai ambulan milik puskesmas," ucap Artanto.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement