REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masih lekat dalam ingatan para penggemar bagaimana Neo dan Trinity harus gugur dalam misi terakhir mereka menyelamatkan Zion di film The Matrix Revolutions pada 2003 lalu. Ternyata, kematian Neo dan Trinity dalam film tersebut bukanlah akhir dari kisah mereka.
Sekitar 60 tahun setelah kejadian dalam The Matrix Revolutions, Neo terlihat kembali menjalani hidup sebagai Thomas Anderson dalam The Matrix yang baru. Dalam "dunia" tersebut, Thomas merupakan pencipta seri gim ternama bernama The Matrix.
Meski meraih kesuksesan, Thomas mengalami masa-masa sulit di mana dia merasa kehidupannya tidak nyata dan kerap melihat kilasan adegan yang asing namun terasa dekat. Hal ini membuat Thomas rutin menjalani terapi dan mengonsumsi pil yang diberikan oleh terapisnya.
Lambat laun, situasi memaksa Thomas untuk sekali lagi mengikuti jejak kelinci putih untuk mencari kebenaran. Perjalanan tersebut membawa Thomas menyadari jati dirinya sebagai Neo dan memilih untuk kembali ke dunia nyata dengan menelan pil biru. Neo yang terbangun di dunia nyata mendapati bahwa Trinity juga masih hidup namun terperangkap di dalam pod.
Neo lalu mengerahkan berbagai upaya untuk menyelamatkan Trinity agar bisa keluar dari The Matrix. Satu hal yang tak Neo sadari, The Matrix kini jauh lebih kuat dan lebih berbahaya dibandingkan sebelumnya.
Petualangan baru Neo kali ini mungkin akan membuat penonton bertanya-tanya mengenai banyak hal. Seperti, mengapa sosok Morpheus dan Agent Smith tampak berebeda, mengapa Neo dan Trinity masih hidup dalam The Matrix namun tak saling mengenal, atau bagaimana masa depan Zion saat ini. Seluruh pertanyaan ini akan terjawab satu per satu dalam The Matrix Resurrections.
Kehadiran The Matrix Resurrections tentu menjadi nostalgia dan pelepas rindu bagi para penggemar The Matrix. Di sisi lain, The Matrix Resurrections juga membawa unsur-unsur baru yang menyegarkan dan penuh kejutan.
Alur cerita dalam The Matrix Resurrections mungkin akan terasa lambat atau kurang pada beberapa bagian. Namun secara keseluruhan, The Matrix Resurrections memiliki jalan cerita menarik dan sarat akan paradoks, filosofi, dan permainan pikiran seperti ketiga film terdahulunya.
Selain itu, penonton juga masih akan dimanjakan dengan aksi laga menegangkan dan nuansa mencekam dalam The Matrix Resurrections. Di sisi lain, film keempat The Matrix ini juga dibalut dengan sentuhan humor yang pas.
Dari segi visual, film The Matrix Resurrections mungkin akan terasa berbeda dibandingkan dengan film-film sebelumnya. Akan tetapi, sinematografi yang apik hingga efek visual "bullet time" yang khas tetap menjadi daya tarik dari The Matrix Resurrections.
Pencahayaan dalam The Matrix Resurrections pun dimainkan dengan piawai untuk membedakan dunia nyata dan The Matrix. Sebagai contoh, dunia nyata tampak lebih menonjolkan pencahayaan alami. Kombinasi visual yang memanjakan mata ini membuat The Matrix Resurrections sayang untuk dilewatkan di layar lebar.
Para penggemar juga akan mendapati cukup banyak karekter baru dan karakter lama yang terlibat dalam The Matrix Resurrections. Sayangnya, karakter-karakter baru yang sebenarnya menarik tak begitu tereksplorasi dalam film ini.
Di samping itu, tak ada banyak pengenalan mendalam mengenai "dunia" The Matrix dan segala perkembangan terbarunya. Bagi penonton baru, beragam istilah yang dibahas dalam film The Matrix Resurrections mungkin akan terasa membingungkan.
Hal-hal tersebut mungkin akan menyulitkan penonton, khususnya penonton baru, untuk bisa menikmati jalan cerita The Matrix Resurrections. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk menonton trilogi film The Matrix terlebih dahulu sebelum menonton The Matrix Resurrections.
Penggemar film John Wick juga patut menanti penampilan cameo sang sutradara, Chad Stahelski, dalam The Matrix Resurrections. Chad akan memerankan karakter bernama Handsome Chad yang berkaitan dengan Trinity di dunia The Matrix.
Aktor Keanu Reeves merasa bersemangat untuk bisa kembali memerankan Neo. Menurut Reeves, kisah Neo dan Trinity yang menjadi fokus dalam The Matrix Resurrections sangat menarik.
"Saya pikir mereka melengkapi satu sama lain dalam pikiran mereka, dalam energi mereka, saya mendukung mereka," ungkap Reeves.
Reeves juga sangat senang bisa kembali beradu peran dengan Carrie-Ann Moss. Meski waktu berlalu, Reeves mengatakan dia tetap menjalin hubungan baik dengan Moss. Reeves mengatakan Moss kini sudah mengalami banyak perubahan namun tetap sama seperti sosok yang dia kenal dahulu.
"Kami memiliki beberapa adegan di mana Tiffany (Moss) dan Thomas (Reeves) minum kopi bersama, menurut kami, itu sesuatu yang sangat emosional, itu hampir seperti, 'bagaimana bisa kami tidak menangis?'," jelas Reeves.
Hal senada juga diungkapkan oleh Moss. Saat pertama kali mendapatkan telepon mengenai rencana The Matrix Resurrections, Moss pulang ke rumah dan bercerita kepada suaminya sambil menangis. Dia merasa sangat senang dengan kemungkinan kembalinya karakter Trinity yang dia cintai.
"Ada beberapa momen di mana kami (Moss dan Reeves) hanya menangis, karena kami sangat tergugah, oleh Neo dan Trinity. Kami mencintai mereka berdua," ujar Moss.
The Matrix Resurrections sudah bisa disaksikan di bioskop-bioskop Indonesia sejak 22 Desember 2021. Film ini ditujukan untuk penonton berusia 17 tahun ke atas, sehingga diharapkan kebijaksanaan penonton untuk memilih film sesuai usia. Tetap patuhi pula protokol kesehatan selama menonton di bioskop.