REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Angka kasus infeksi virus corona dengan gejala di China naik selama empat hari berturut-turut. Kota Xian melaporkan lonjakan kasus positif Covid-19 yang mendorong 13 juta warganya terpaksa hidup dalam peraturan pembatasan sosial yang ketat.
Pada Selasa (28/12) Kota Xian melaporkan 175 kasus infeksi Covid-19 dengan gejala. Naik dari hari sebelumnya yang sebanyak 150 kasus.
Xian belum melaporkan varian Omicron dari 810 kasus infeksi dari yang terdeteksi dari 9 Desember hingga Senin (27/12) kemarin. China hanya mengumumkan segelintir kasus infeksi varian Omicron dari pelancong asing dan di selatan negara itu.
Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan Senin kemarin China mendeteksi 182 kasus infeksi dengan gejala. Lebih banyak dari hari sebelumnya yang sebanyak 162 kasus dan menandai kenaikan empat hari berturut-turut.
Jumlah asus simptomatik pada Senin lalu juga yang tertinggi sejak media pemerintah mulai memisahkan antara kasus virus korona dengan gejala dengan tanpa gejala pada Maret tahun lalu. Kasus infeksi di Kota Xian dan di seluruh China masih lebih sedikit dibandingkan negara-negara lain.
Namun pemerintah China memberlakukan peraturan pembatasan sosial yang ketat di Kota Xian. Sesuai dengan pedoman nasional untuk segera menahan wabah.
Sejak pekan lalu warga kota Xian dilarang meninggalkan kota tanpa surat izin dari atasan atau pihak berwenang. Pemerintah juga memberlakukan peraturan ketat bagi orang yang keluar membeli kebutuhan pokok. Pemerintah juga melarang kendaraan yang tidak memiliki kepentingan esensial berada di jalan.
China dan Xian tidak melaporkan adanya kasus kematian pada Senin kemarin. Sehingga total kasus kematian terkait virus corona di Xina tetap 4.636. Hingga 27 Desember kemarin China mengkonfirmasi 101.486 kasus Covid-19 dengan gejala baik yang tertular di dalam negeri maupun datang dari luar negeri.