REPUBLIKA.CO.ID, TRENTON -- Kasus Covid-19 di Kanada melonjak melewati angka 2 juta pada Senin (27/12). Lonjakan kasus terjadi karena meluasnya varian omicron di Kanada.
Varian omicron yang sangat menular telah menyebabkan jumlah kasus meroket, terutama di dua provinsi terpadat. Ontario melaporkan lebih dari 9.400 kasus pada Senin untuk hari keempat berturut-turut. Sementara, Quebec mencatat lonjakan infeksi menjadi lebih dari 8.000 kasus.
Pejabat kesehatan masyarakat khawatir, peningkatan jumlah kasus akan membuat sistem kesehatan kewalahan. Presiden HealthCareCAN, Paul-Emile Cloutier yang mewakili rumah sakit penelitian dan otoritas kesehatan regional, mengatakan, petugas kesehatan mengalami kewalahan menghadapi pasien Covid-19.
"Para profesional kesehatan mencoba memberikan perawatan yang dibutuhkan pasien. Tetapi mereka melakukannya ketika mereka lelah. Mereka melakukannya ketika mereka berada di ujung tali," ujar Cloutier, dilansir Anadolu Agency, Selasa (28/12).
Sejumlah provinsi mengadopsi pembatasan baru, karena varian omicron terus bertambah. "Saya pikir semua orang setuju bahwa jumlahnya akan lebih tinggi," kata Cloutier.
Pakar penyakit menular Jaringan Kesehatan Universitas Toronto, Abdu Sharkaway, mengatakan, kenaikan kasus Covid-19 tidak mungkin mereda selama tiga hingga empat pekan ke depan. Menurutnya, tindakan pembatasan secara ketat harus diberlakukan untuk membendung penambahan jumlah kasus Covid-19.
"Tidak mungkin angka-angka ini melambat setidaknya selama tiga hingga empat minggu ke depan, kecuali jika tindakan yang sangat drastis diambil," ujar Sharkaway.
Menurut data Universitas Johns Hopkins di Amerika Serikat (AS), jumlah kasus Covid-19 di Kanada mencapai 2.005.105, dengan 30.215 kematian. Kasus aktif berjumlah di bawah 160.000 dan 1,8 juta orang telah pulih. Menurut statistik pemerintah Kanada, sebanyak 77,2 persen dari total 38 juta populasi Kanada telah menerima vaksinasi lengkap.