Rabu 29 Dec 2021 05:07 WIB

Sekjen Nasdem: Fluktuasi Elektabilitas Hal yang Biasa

Sekjen Nasdem menilai fluktuasi elektabilitas Parpol hal yang biasa.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Bayu Hermawan
Saan Mustofa
Foto: Antara
Saan Mustofa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Fraksi Partai Nasdem DPR Saan Mustopa menanggapi survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) yang menunjukkan elektabilitas partainya yang turun ketimbang perolehan suara di pemilihan umum (Pemilu) 2019. Menurutnya, penurunan suara sebelum kontestasi merupakan hal yang biasa.

"Fluktuasi atau dinamika terkait posisi partai itu merupakan hal yang biasa, tapi sekali lagi ini menjadi bahan buat kami lakukan evaluasi," ujar Saan dalam sebuah diskusi daring, Selasa (28/12).

Baca Juga

Kendati demikian, ia mengapresiasi sejumlah hasil survei yang menunjukkan adanya penurunan elektabilitas terhadap Partai Nasdem. Internal partai disebutnya akan melakukan evaluasi jelang Pemilu 2024.

"Agar proses-proses, kerja-kerja partai itu benar-benar bisa dilakukan secara sistematik. Sehingga hasilnya memang dari setiap tahapan dari survei mengalami proses kenaikan," ujar Saan.

Direktur Eksekutif SMRC, Sirojudin Abbas menjelaskan bahwa hanya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang elektabilitasnya meningkat dibandingkan perolehan suara di Pemilu 2019. Pada kontestasi sebelumnya, partai berlambang kepala banteng itu mendapatkan perolehan suara sebanyak 19,3 persen dan meningkat menjadi 25,2 persen berdasarkan hasil survei terbaru.

Sedangkan Partai Golkar, pada Pemilu 2019 mendapatkan perolehan suara sebanyak 12,3 persen. Adapun dalam survei terbaru SMRC pada medio Desember 2021, elektabilitasnya menjadi 10,8 persen.

"Partai Gerindra juga mengalami penurunan, di mana pada Pemilu 2019 mereka memperoleh sebanyak 12,6 persen. Kemudian menjadi 10,8 persen pada Desember," ujar Sirojudin.

Elektabilitas Partai Demokrat sebesar 6,2 persen, turun dari 7,8 persen. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga mengalami penurunan dari 8,2 persen menjadi 5,1 persen.

Sementara itu, terdapat tiga partai yang memiliki elektabilitas kurang dari ambang batas parlemen atau parliamentary threshold (PT) sebesar 4 persen. Ketiganya, yakni Partai Nasdem (3,4 persen), Partai Persatuan Pembangunan (2,7 persen), dan Partai Amanat Nasional (1,8 persen).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement