Rabu 29 Dec 2021 16:14 WIB

PKS Buka Peluang Bentuk Koalisi Islam-Nasionalis

PKS buka peluang bentuk koalisi Islam-Nasionalis.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Bayu Hermawan
Mardani Ali Sera
Foto: Republika/Mimi Kartika
Mardani Ali Sera

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera, menawarkan peluang koalisi untuk menghadapi pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Usulannya adalah terbentuknya koalisi antara partai yang memiliki ideologi nasionalis dan Islam.

"Koalisi mesti gabungan partai islamis dan nasionalis. Dokter Salim dan Ustadz Syaikhu terus membuka komunikasi dengan semua pihak," ujar Mardani saat dihubungi, Rabu (29/12).

Baca Juga

Mardani mengatakan, perpaduan antara PKS, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dapat mewakili partai Islam. Ditambah dengan partai nasionalis, seperti Partai Golkar atau Partai Nasdem.

"Berikutnya musyawarah menentukan capres dan cawapres. Jadi semoga pertengahan 2022 sudah nampak jelas format koalisinya," kata Mardani.

Mardani juga mengajak partai politik untuk mengumumkan calon presiden di Pilpres 2024 sejak dini. Serta membentuk koalisi untuk mengusung calon presiden tersebut.

"Saya pribadi, kalau di PKS selalu teriak ayo segera umumkan capresnya, kalau bisa jangan hanya segera umumkan, segera buat koalisi dini, koalisi dari sekarang," ujar Mardani.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menuturkan partai Golkar membuka peluang untuk membangun koalisi sejak awal dengan partai lain. Menurutnya, usul koalisi Pemilu 2024 dibentuk sejak dini lebih baik dilakukan dalam rangka pembangunan lima tahun ke depan. 

"Artinya pasti akan lebih rigid dan lebih detail kira-kira bangunan-bangunan apa saja, komitmen-komitmen apa saja visi apa saja misi apa saja jadi yang kita bangun ke depan," ujar Doli saat rilis survei SMRC, Selasa (28/12).

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement