Rabu 29 Dec 2021 17:36 WIB

Pemkot Sukabumi Serius Berupaya Turunkan Angka Stunting

Pemkot Sukabumi akan mengoptimalkan GenRe sebagai duta penurunan stunting.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Bilal Ramadhan
Suasana pembentukan kader posyandu anti stunting di Kelurahan Nanggeleng, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi
Foto: riga nurul iman
Suasana pembentukan kader posyandu anti stunting di Kelurahan Nanggeleng, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Upaya penurunan angka stunting di Kota Sukabumi terus dilakukan. Salah satunya dengan mengoptimalkan keberadaan Bunda Generasi Berencana (GenRe) yang dinobatkan sebagai Duta Penurunan Stunting Kota Sukabumi.

Pengukuhan ini dilakukan oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat Hasto Wardoyo di Hotel Aston, Kota Bandung, Senin (27/12). Selain Kota Sukabumi, Bunda Genre di 26 kabupaten/kota di Jabar pun dikukuhkan sebagai Duta Penurunan Stunting.

Baca Juga

"Pengukuhan tersebut bertujuan untuk mengakselerasi penyuluhan kepada ibu-ibu di tingkat kecamatan sampai kelurahan/desa mengenai bahaya stunting," ujar Duta Penurunan Stunting Kota Sukabumi, Fitri Hayati Fahmi.

Ia menjelaskan duta penurunan stunting akan bertugas dalam menyosialisasikan kepada calon pengantin untuk diberikan pembekalan, termasuk pengetesan kesehatan. Sebab, hal tersebut menjadi bagian terpenting dalam mencegah stunting dari hulu.

“Satu hal yang sangat menarik pada hari ini adalah bagaimana kita mendorong agar upaya penurunan stunting itu dimulai dari hulu," kata Fitri.

Bagaimana kemudian para calon pengantin itu, mereka diberikan pembekalan. Termasuk, pengetesan kepada mereka supaya mereka betul-betul bisa menjadi calon pengantin yang sehat.

Mudahan-mudahan dengan cara kita memproteksi masa depan. Anak-anak khususnya generasi penerus dengan cara pengecekan di awal. Terutama pada saat memberikan pembekalan pada calon-calon pengantin.

"Upaya ini bisa meminimalisir jumlah stunting bahkan zero new stunting di Kota Sukabumi Khususnya dan di Jawa Barat umumnya pada 2023,” imbuh Fitri.

Sebelumnya, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Wahyu Handriana menerangkan, stunting adalah kondisi kurang gizi secara fisik dan cirinya anak stunting memiliki tinggi badan di bawah standar pertumbuhan anak normal seusianya.

Dari data yang ada pada Februari 2021 menyebutkan, sasaran balita di Kota Sukabumi mencapai sebanyak 23.670 dan balita yang diukur sebanyak 20.129. Hasilnya jumlah balita stunting sebanyak 1.280 atau 6.36 persen. Di mana stunting menyebar di sejumlah kelurahan dan akan terus diintervensi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement