REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kota Sukabumi berupaya menggenjot sektor pertanian meskipun dengan lahan terbatas. Caranya Pemkot Sukabumi bekerjasama dengan Bank Indonesia (BI) melakukan proyek percontohan melalui pertanian perkotaan terpadu sekaligus peresmian Screen House Hidroponik dari Bank Indonesia di Balai Kota Sukabumi, Selasa (28/12).
Peresmian tersebut dilakukan Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi dan dihadiri Wakil Wali Kota Sukabumi Andri Setiawan Hamami dan Kepala Divisi/Deputi Direktur Divisi Pengembangan Ekonomi (DPE), Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Provinsi Jawa Barat, Gentur Wibisono. Keberadaan Screen House Hidroponik ini berada di Kawasan Agroeduwisata Cikundul (KAC) Kecamatan Lembursitu.
"Screen House ini dengan semangat melipatgandakan hasil pertanian yang akan dikembangkan," ujar Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi.
Komoditas yang ditanam yakni bawang merah yang akan menjadi sentra bibit. Dengan adanya screen house ini diharapkan menjaga antara permintaan dan suplai bawang merah.
Pengelolaan screen house ini dengan melibatkan kelompok tani dan harapannya mampu memaksimalkan keberadaan Screen House. Adanya sarana ini juga menandai komitmen pemerintah mempertahankan potensi pertanian meskipun di perkotaan.
"Pengembangan screen house ini juga agar semakin terkendali kondisi inflasi di Kota Sukabumi," kata Fahmi.
Salah satunya dengan memastikan ketersediaan pangan. Nantinya harga dari bibit bawang merah ini harus lebih murah dibandingkan dengan yang ada di pasaran. Sehingga akan mempermudah petani dalam memperoleh bibit bawang merah.
Kepala Divisi/Deputi Direktur Divisi Pengembangan Ekonomi (DPE), Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Provinsi Jawa Barat, Gentur Wibisono mengatakan, kerjasama ini merupakan salah satu model BI turut beperan untuk dedikasikan negeri pada sektor pangan.
Dalam tim pengendalian inflasi daerah (TPID) disebutkan kepastian menjaga sisi suplai dan kepastian harga dalam mengendalikan inflasi.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi Andri Setiawan menambahkan, komoditas bawang merah menjadi holtikultura penting dan akan dikembangkan di Cibeureum. Di mana hasilnya cukup baik dan tergantung cuaca dan telah ada kelompok tani yang mengembangkannya.
"Bawang merah tidak di hanya ditanam disentra produksi tapi daerah lain," kata Andri. Dengan syarat kondisi jenis tanaman sesuai dengan tanah dan cuaca.