REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera, mengatakan, partai yang mampu mengelola politik saat ini akan kuat dalam kontestasi 2024. Karenanya, ia mendorong partai-partai besar segera mendeklarasikan calon presiden (capres) yang diusung.
"Di PKS selalu teriak, ayo segera umumkan capresnya, kalau bisa segera umumkan, segera buat koalisi dini, koalisi dari sekarang," ujar Mardani dalam sebuah diskusi daring, Selasa (28/12).
PKS, kata Mardani, terbuka dengan partai manapun yang ingin berkoalisi untuk pemilihan presiden (pilpres) 2024. Pasalnya, perolehan suara partainya belum mencukupi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen.
"Segera dua atau tiga gabungan parpol ini mengumumkan usul definitifnya. Nanti akan ada perubahan fundamental dan signifikan karena kita sudah punya tiket, itu akan terjadi kontestasi karya dan gagasan," ujar Mardani.
Adapun untuk saat ini, PKS tegas memengang prinsip sebagai oposisi dari pemerintahan Presiden Joko Widodo. Meskipun sejumlah pihak menyorot sikap partainya yang disebut kurang tegas dalam mengambil peran tersebut.
"Beberapa mengatakan PKS ini oposisi terlalu santun, terlalu intelektual, kita musti kaya PDIP dulu, yang oposisi yang atraktif, lebih berani. Walaupun tetap, kami baseline oposisi yang kritis dan kontruktif, tidak oposisi asbun (asal bunyi)," ujar Mardani.
Hal yang sama juga disampaikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid, mengaku setuju dengan usulan pendeklarasian dini koalisi untuk pilpres 2024, seperti yang diusulkan oleh PKS.
"Bagus menurut saya, dan PKB senang saja, kalau sekarang partai-partai menunjukkan silaturahmi lebih kuat. Sebab apa, itu menjadi kunci agar kita mampu menyusun agenda bersama," ujar Jazilul kepada wartawan, Rabu (29/12).
Menurutnya, langkah tersebut dapat berperan dalam membangun kesamaan visi dan misi koalisi. Bahkan, ia mendorong segeranya pendeklarasian capres untuk 2024.
"Setidaknya menyatakan ke publik meskipun jadwal pemilu belum pasti, belum diputuskan, tapi partai setidaknya siap dan bekerja sesuai tugasnya. Itu pendidikan politik dan rekrutmen parpol," ujar Jazilul.
Ia mengungkapkan, PKB sudah bersilaturahim dengan Partai Golkar, Partai Gerindra, dan PKS. Namun ia meyatakan, pertemuan-pertemuan tersebut belum membahas ihwal koalisi pilpres 2024.
"Tapi setidaknya itu langkah awal, belum ada agenda resmi ngumpul membahas koalisi. Kalau tidak membahas koalisi, banyak hal yg harus dibahas menyangkut persiapan 2024," ujar Wakil Ketua MPR itu.
Kendati demikian, pendeklarasian dini koalisi menurutnya sulit terjadi. Pasalnya, jadwal Pemilu 2024 belum ditetapkan dan membuat partai-partai politik perlu mengatur strategi pemenangannya.
"Kami memandang itu tidak mudah, karena belajar dari beberapa kali pilpres, itu (pendeklarasian) selalu mendadak," ujar Jazilul.
Survei lembaga Saiful Mujani Research dan Consulting (SMRC) menempatkan Prabowo di urutan pertama dengan elektabilitas tertinggi sebesar 22,7 persen. Di bawah Prabowo, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar 22,5 persen dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 15,2 persen.
Sedangkan hasil survei Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) juga menunjukkan Prabowo menempati elektabilitas yang jauh di urutan tertinggi sebagai capres potensial di 2024. Prabowo memiliki tingkat keterpilihan sebesar 23,9 persen.
Sementara, Ganjar berada di urutan kedua dengan raihan angka 16,4 persen dan Anies 12,5 persen di urutan ketiga. Sedangkan, survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan elektabilitas Prabowo teratas dengan raihan angka 23,7 persen. Sementara, Ganjar berada pada urutan kedua dengan 20,9 persen dan Anies di urutan ketiga dengan 15,1 persen.
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, menjadi salah satu capres potensial pada Pilpres 2024. Prabowo memiliki elektabilitas hampir selalu tertinggi di beberapa hasil survei meski terlihat paling jarang tampil di publik.
"Prestasi sebagai Menhan yang mesti ditonjolkan ke publik. Kinerja-kinerja bagusnya di Kemenhan," kata pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin.
Dia menilai, Prabowo memang kurang mahir dalam memoles diri atau melakukan pencitraan dibandingkan calon potensial lainnya kini. Menurutnya, Prabowo tergolong jarang membuat pernyataan publik meski kerjanya sebagai pembantu Presiden Jokowi dapat terlihat melalui media sosial kementerian yang dipimpinnya.
Dia mengatakan, kerja yang selama ini terlihat menonjol dilakukan Prabowo adalah kegiatan diplomasinya kepada petinggi negara lain, seperti Prancis, Amerika Serikat, Italia, Inggris, dalam rangka kerja sama pertahanan dan pengadaan alutsista canggih yang dibidik oleh Indonesia, seperti pesawat tempur Rafale dan F-15 EX, fregat Arrowhead 140, dan kapal selam Scorpene.
Terkait pencapresan, sambung dia, Prabowo pun belum buka suara meski kader partainya telah menyatakan dukungan agar ia maju dalam Pilpres 2024. Meski demikian, Ujang mengakui bahwa modal elektabilitas Prabowo sendiri memang sudah tinggi karena pernah menjadi kandidat dalam pemilu sebelum-sebelumnya.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini meyakini kalau Prabowo akan intensif kembali muncul kepada publik bila saatnya tiba nanti. Menurutnya, pilpres ibarat lari maraton di mana akan melalui rute panjang sehingga memerlukan strategi tertentu untuk bisa masuk finish dan keluar sebagai juara.
"Dalam pilres juga sama, perlu strategi khusus. Dari mulai start perlu lari kencang, lalu lari pelan-pelan, atur nafas, lari lagi agar bisa sampai menang," katanya.