REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Kemunculan David de Gea, yang saat itu baru berusia 18 tahun, di tim utama Atletico Madrid pada 2009 langsung menarik perhatian. Dengan tinggi badan mencapai 1,92 centimeter, De Gea tetap begitu lincah mengawal gawang Los Rojiblancos.
Refleks, antisipasi, dan ketepatan dalam membaca serangan lawan menjadi kemampuan utama De Gea. Pada musim debutnya di tim senior Atletico Madrid, De Gea sudah mempersembahkan titel Liga Europa dan Piala Super Eropa, tepatnya pada musim 2009/2010.
Di level timnas, La Furia Roja sepertinya sudah menemukan suksesor Iker Cassilas di bawah mistar gawang. Jalan karier De Gea pun berlanjut. Di antara berbagai tawaran yang masuk, termasuk dari Real Madrid, De Gea akhirnya memilih Manchester United.
Man United yang tengah mencari pengganti Edwin Van Der Sar, rela menebus De Gea dengan banderol mencapai 18,5 juta poundsterling pada 2011. Pun dengan gaji selangit buat jebolan akademi sepak bola Atletico Madrid tersebut.
De Gea langsung menjadi pilihan utama di bawah mistar gawang Iblis Merah. Namun, jalan karier pesepak bola tidak selalu mulus, tidak terkecuali buat De Gea. Penurunan kepercayaan diri, yang berujung pada buruknya performa di atas lapangan, pernah pula dirasakan De Gea.
Puncaknya justru terjadi semusim setelah De Gea meraih trofi Premier League Golden Glove atau penghargaan penjaga gawang dengan catatan clean sheet terbanyak dalam satu musim. Pada musim 2017/2018, De Gea berhasil menjaga gawang Man United tetap perawan di 18 laga. Ini menjadi penghargaan Premier League Golden Glove buat De Gea sejak resmi memperkuat Man United.
Namun, roda berputar begitu cepat buat penjaga gawang berusia 31 tahun itu. Pada musim berikut semua ajang, De Gea hanya mencatatkan lima clean sheet. Bahkan, pada sepanjang April 2019, De Gea menjadi biang keladi atas kekalahan Man United dari Barcelona, Everton, dan Manchester City lewat serangkaian blunder.
Total, dari 38 penampilan di Liga Primer Inggirs, De Gea hanya mencatatkan clean sheet di tujuh laga. Ini menjadi catatan clean sheet terendah buat De Gea sejak berseragam Man United.
Pada sepanjang musim 2018/2019, De Gea hanya mengemas 10 clean sheet dari 47 penampilan di semua ajang. Posisi De Gea sebagai penjaga gawang utama Man United mulai goyah seiring dengan performa apik Dean Henderson bersama Sheffield United.
Iblis Merah pun memanggil kembali Henderson dan mengikatnya dengan kontrak jangka panjang pada Agustus 2020. Kendati begitu, De Gea tetap tenang.