REPUBLIKA.CO.ID, GEORGE TOWN -- Masjid Batu Uban Jamek yang berlokasi di Kampung Batu Uban, dekat Gelugor, Malaysia berusia hampir 300 tahun. Meski demikian, bangunan ini tidak terlihat kumuh dan terus menarik jamaah untuk menunaikan sholat dan berwisata untuk melihat keunikannya.
Masjid tersebut terletak di dekat laut dan dibangun oleh Haji Mohammed Saleh atau lebih dikenal dengan Maharaja Nan Intan Tunku Patih Nan Sebatang dari Pagar Ruyong, Sumatra Barat pada 1734. Pembangunannya dilakukan sekitar 52 tahun sebelum Francis Light menginjakkan kaki di Pulau Penang, yang kemudian dikenal sebagai Pulau Kesatu.
Ketua Komite Masjid Syekh Abdul Azizi Sheikh Mohamad mengatakan salah satu keunikan masjid adalah struktur dan desain aslinya yang dipertahankan. Termasuk di antaranya ruang sholat utama, dengan empat pilarnya yang menggunakan kayu cendana, serta mimbar dan kubah.
“Ada beberapa perubahan yang dilakukan, namun tidak mempengaruhi desain asli masjid, seperti penambahan ruang sholat yang merangkap sebagai tempat makan untuk berbuka puasa atau tempat kegiatan yang diadakan di masjid,” ujarnya dikutip di Bernama, Kamis (30/12).
Menurut Sheikh Abdul Aziz, berlokasi di dekat bibir pantai membuat bangunan tersebut tidak terkecuali dari erosi pantai yang mempengaruhi masjid. Pihak komite disebut bukannya tidak menginginkan masjid tersebut diperbaiki. Namun, jika perbaikan itu dilakukan, maka masjid tidak bisa digunakan dan akan merepotkan masyarakat sekitar.
“Juga, pekerjaan harus dilakukan oleh kontraktor yang memenuhi syarat untuk mempertahankan struktur aslinya,” lanjutnya.
Ia menyebut Penang Heritage Department telah mengubah struktur atap masjid agar lebih aman pada 2006. Menurut Syekh Abdul Azizi, masjid ini juga memiliki sumur yang diyakini telah dibangun ratusan tahun lalu. Keberadaan sumur ini tidak pernah kering meski di musim kemarau atau kekeringan.
“Menurut sejarah, ketika Haji Mohammed Saleh tiba di sini, dia menemukan dua mata air tidak jauh dari pantai. Setelah itu, ia memutuskan membuka daerah tersebut," ujar dia.
Sumur tersebut lantas digunakan oleh para pengikutnya untuk persediaan air mereka. Meskipun sumurnya berlokasi tidak jauh dari pantai, namun air yang dihasilkan tidak asin.
https://www.bernama.com/en/general/news.php?id=2038765