Kamis 30 Dec 2021 15:45 WIB

IHSG Bertengger di Zona Merah pada Penutupan Perdagangan Akhir Tahun 2021

IHSG telah mencatat kenaikan sebesar 10,08 persen secara year to date (ytd)

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan berjalan di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta (ilustrasi). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah pada penutupan perdagangan akhir Tahun 2021 pada hari ini, Kamis (30/12/2021). Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika.
Karyawan berjalan di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta (ilustrasi). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah pada penutupan perdagangan akhir Tahun 2021 pada hari ini, Kamis (30/12/2021). Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah pada penutupan hari ini, Kamis (30/12). IHSG parkir di posisi 6.581,48 atau melemah sebesar 0,29 persen dibandingkan perdagangan Rabu (29/12). 

Sepanjang hari ini, IHSG bergerak di rentang 6.581,48 - 6.613,72. Sementara itu, mengakhiri perdagangan bursa tahun 2021 IHSG telah mencatat kenaikan sebesar 10,08 persen secara year to date (ytd).

Baca Juga

Data RTI menunjukkan investor melakukan transaksi sebesar Rp10,26 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 26,24 miliar saham. Investor asing mencatatkan jual bersih atau net sell di seluruh pasar sebesar Rp305,89 miliar.

Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan pergerakan IHSG hari ini diwarnai dengan sentimen negatif dalam negeri. Salah satunya terkait perkembangan kasus varian Omicron di Indonesia. Selain itu, beberapa negara di Asia juga melaporkan penambahan kasus varian baru Covid-19 tersebut.

"Jelang akhir tahun ini Indeks IHSG cenderung bergerak fluktuaktif dan bursa saham regional Asia yang melemah seiring sentimen penyebaran varian Omicron," kata Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, Kamis (30/12). 

Sebelumnya, Inggris melaporkan pada awal minggu ini bahwa infeksi di negara tersebut masih mencapai 100.000.  Prancis juga melaporkan rekor tertinggi kasus varian Omicron yang mencapai 179.807 kasus.

Dari dalam negeri, Nico melihat, pasar tampaknya terbebani jumlah kasus Omicron yang masih bertambah. Hal ini tentunya menjadi perhatian pelaku pasar. Namun pasar berharap hal ini tidak akan memunculkan gelombang baru kasus varian covid-19. 

Sementara itu, vursa saham di Asia terpantau cenderug melemah. Indeks Hang Seng Composite di Hong Kong menguat 0,11 persen. Sedangkan indeks Nikkei225 melemah 0,40 persen. Demikian halnya dengan bursa saham Eropa. Indeks FTSE100 di Inggris melemah 0,14 persen dan indeks DAX di Jerman menguat tipis 0,06 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement