Kamis 30 Dec 2021 16:11 WIB

OJK Ungkap Indikator Positifnya Kinerja Pasar Modal Indonesia

OJK menyebut selain aktivitas pasar modal positif, sebanyak 51 perusahaan juga IPO

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso. Wimboh menyebut Kinerja tersebut tercermin dari beberapa hal, seperti aktivitas Pasar sepanjang tahun 2021 terus bertumbuh secara positif. Hal ini tercermin dari kinerja IHSG yang telah mencapai level 6.652,92 di tanggal 10 Desember 2021 (+11,27% dari posisi Des-20).   Bahkan pertumbuhan 1HSG tersebut menembus rekor baru yakni di level 6.723,39 di tanggal 22 November 2021, melampaui IHSG sebelum terjadinya pandemi.
Foto: OJK
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso. Wimboh menyebut Kinerja tersebut tercermin dari beberapa hal, seperti aktivitas Pasar sepanjang tahun 2021 terus bertumbuh secara positif. Hal ini tercermin dari kinerja IHSG yang telah mencapai level 6.652,92 di tanggal 10 Desember 2021 (+11,27% dari posisi Des-20). Bahkan pertumbuhan 1HSG tersebut menembus rekor baru yakni di level 6.723,39 di tanggal 22 November 2021, melampaui IHSG sebelum terjadinya pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah pandemi Covid-19 yang telah berlangsung hampir 2 tahun, Pasar Modal Indonesia masih menorehkan berbagai pencapaian yang dapat diapresiasi sekaligus menjadi bakal pendorong pemulihan ekonomi di tengah situasi yang sarat ketidakpastian ini. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso, mengatakan sepanjang 2021, kinerja Pasar Modal Indonesia berjalan sangat baik.

Wimboh menyebut Kinerja tersebut tercermin dari beberapa hal, seperti aktivitas Pasar sepanjang tahun 2021 terus bertumbuh secara positif. Hal ini tercermin dari kinerja IHSG yang telah mencapai level 6.652,92 di tanggal 10 Desember 2021 (+11,27% dari posisi Des-20). 

Bahkan pertumbuhan 1HSG tersebut menembus rekor baru yakni di level 6.723,39 di tanggal 22 November 2021, melampaui IHSG sebelum terjadinya pandemi.

Selain itu, aktivitas Perdagangan sepanjang tahun 2021 juga mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan akhir tahun lalu, Rata Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) telah mencapal angka Rp 13,51 triliun atau nalk lebih dari 46% dibandingkan posisi akhir tahun lalu yakni Rp 9,2 triliun (posisi Des-20). 

Kemudian frekuensi transaksi harian juga telah mencapai angka 1.296 ribu kali atau naik 91% dibandingkan akhir tahun 2020. Pertumbuhan juga terjadi secara signifikan pada rata — rata volume transaksi harian yang telah mencapai 20,5 miliar saham atau naik hampir 80% dibandingkan tahun lalu (Data per 10 Desember 2021).

Aktivitas perdagangan tersebut juga mencatatkan rekor — rekor baru, yakni frekuensi harian tertinggi di 9 Agustus 2021 yang mencapai angka 2.141 ribu kali transaksi, volume transaksi harian tertinggi yang mencapal 50,98 miliar saham di 9 November 2021, dan yang terkini adalah kapitalisasi pasar tertinggi yang mencapai angka Rp8.339 triliun di 10 Desember 2021, meningkat 19,64% dibandingkan akhir Desember 2020 sebesar 6.970,01 triliun.

Tak hanya itu, aktivitas Jumlah IPO Perusahaan masih bertumbuh secara positif yakni mencapai 51 pencatatan perusahaan baru dengan fund raised mencapai Rp 62,18 triliun, pertumbuhan ini diharapkan masih dapat berjalan dengan positif hingga akhir tahun dikarenakan masih terdapat 23 calon perusahaan tercatat yang masih dalam proses penawaran umurn. 

Pertumbuhan positif ini telah menghantarkan jumlah perusahaan di Bursa mencapai 763 perusahaan tercatat. Jumlah perusahaan tercatat tersebut meningkat 34.80% dibandingkan tahun 2017.

Disamping 51 pencatatan saham baru di tahun 2021, terdapat juga pencatatan 2 Exchange Traded FundiETF (reksadana yang diperdagangkan di bursa), 1 Efek Beragun Aset (EBA) SP, dan 4 Perusahaan Penerbit Obligasi Baru (Data per 10 Desember 2021).

Penghimpunan dana di pasar modal Indonesia juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Total nilai emisi efek per 10 Desember 2021 mencapai Rp338,11 triliun, meningkat 184,84% dibandingkan akhir Desember 2020 sebesar 118,7 triliun. Penghimpunan dana ini berasal dari penerbitan efek bersifat ekuitas, obligasi korporasi, dan sukuk korporasi.

Selain itu, kinerja Reksa Dana juga berhasil mengalami peningkatan. Sampai dengan 10 Desember 2021, total NAB Reksa Dana meningkat sebesar 0,86% dari Rp573,54 triliun per 30 Desember 2020 menjadi Rp578,46 triliun. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement