70.000 Liter Minyak Goreng Digelontorkan untuk Operasi Pasar di 24 Daerah
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pelaksanan operasi pasar komoditas minyak goreng di wilayahkabupaten Batang, provinsi Jawa Tengah, Kamis (30/12). Pemprov jawa tengah menggelontorkan 70.000 liter minyak goring guna mengendalikan kenaikan harga di tengah masyarakat. | Foto: dok. Istimewa
REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Ikhtiar untuk mengendalikan harga minyak goreng curah yang melambung di pasaran --menjelang akhir tahun 2021 ini—dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.
Sebanyak 70.000 liter minyak goreng curah dilempar ke pasaran dengan harga terjangkau, melalui operasi pasar komoditas minyak goreng curah yang dilaksanakan oleh Pemerintah provinsi (Pemprov) Jawa Tengah di tengah- tengah masyarakat.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan, langkah ini diambil Pemprov Jawa Tengah guna mengatasi tingginya harga minyak goring curah di pasaran.
“Sebanyak 70.000 liter minyak goreng ke berbagai kabupaten/ kota dalam rangka operasi pasar untuk mengendalikan tingginya harga komoditas tersebut,” ungkapnya, di Semarang, Kamis (30/12).
Perihal ini, kata Ganjar, bukan sebatas rencana, namun sudah dilaksanakan di sejumlah daerah terkait tingginya harga minyak goreng di tengah- tengah masyarakat.
Tak hanya operasi pasar, ia juga telah meminta secara khusus kepada Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk ikut terjun ke lapangan guna ikut membereskan persoalan, agar inflasi di Jawa Tengah tetap terkendali.
“Tapi memang beberapa komoditas itu di hulu belum panen, jadi memang ada fluktuasi. Tapi saya minta ke TPID untuk tidak berlama- lama, agar minyak goreng yang sudah lama tidak turun harga, bisa relative terkendali,” tegasnya.
Operasi pasar –masih jelas gubernur-- dilakukan untuk mengintervensi agar harga kembali stabil. Di satu sisi, langkah yang diambil tersebut juga penting dalam rangka untuk pengendalian inflasi.
Jika melihat toleransinya, semua masih dalam kendali. Untuk komoditas minyak goreng pasokannya juga cukup. Namun karena sifatnya mendesak, maka diupayakan operasi pasar minyak goreng terlebih dahulu.
“Saat ini baru minyak goreng yang kita lakukan operasi pasar, kami harap bisa segera menstabilkan harga. Kalau nggak stabil- stabil, kan bahaya. Maka selain operasi pasar, TPID saya minta untuk terjun menyelesaikan satu persatu persoalan yang ada,” tandasnya.
Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, Arif Sambodo mengatakan, operasi pasar untuk pengendalian harga minyak goreng telah dilaksanakan di 24 kabupaten/ kota.
Masing- masing kabupaten/ kota mendapatkan jatah sebanyak 3.396 liter untuk melaksanakan operasi pasar. “Sehingga, total ada 70.000 liter minyak goreng yang digelontorkan untuk operasi pasar dengan harga Rp 14.000 per liter,” jelasnya.