REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sepak bola Indonesia Mohamad Kusnaeni mengatakan Timnas Indonesia harus mengakhiri kompetisi Piala AFF 2020 dengan kepala tegak. Skuad Garuda harus memperbaiki performa di laga pamungkas final leg kedua melawan Thailand pada 1 Januari 2022 nanti.
Tim asuhan Shin Tae-yong kalah telak di leg pertama dari Thailand dengan skor akhir 0-4. Hasil tersebut tentu telah mengubur sebagian besar harapan masyarkat Indonesia untuk menikmati gelar juara. Kendati demikian, Asnawi Mangkualam dkk masih punya kesempatan untuk mengakhiri kompetisi dengan bangga.
"Kalau kalahnya hanya 0-1 atau 0-2 mungkin kita masih punya rasa optimisme. Jadi tugasnya sangat berat untuk membalikkan keadaan. Walaupun dalam sepak bola ada istilah bola itu bundar, tetap saja secara teknis itu akan sulit," kata Kusnaeni saat dihubungi, Kamis (30/12).
Menurut pria yang akrab disapa Bung Kus ini, seharusnya prioritasnya saat ini harus mulai dirubah. Bukan lagi mengincar gelar juara, tapi bagaimana Skuad Garuda mengakhiri turnamen dengan kepala tegak. Kus menilai Shin dan Skuad Garuda harus bisa memperbaiki performa dari pertandingan sebelumnya.
"Kita kan lihat di leg pertama permainan tim tidak berkembang, banyak kesalahan-kesalahan yang berbuah gol untuk lawan. Nah itu di leg kedua harus dirubah, mainnya harus lebih bagus, harus lebih rapih, ya kalau hasilnya bagus tentu akan lebih baik lagi," kata dia.
"Tapi menurut saya yang terpenting adalah memperbaiki performa dulu. Jangan sampai mengulangi kesalahan berulang seperti kebobolan di menit-menit awal, kesalahan sendiri yang berbuah gol bagi lawan, memang tidak mudah untuk membenahi itu dalam satu turnamen. Tapi minimal kita dapat pelajaranlah," jelas Kus.
Di sisi lain, Kus meminta masyarakat Indonesia untuk tidak memberikan beban lebih berat kepada Skuad Garuda agar mereka meraih gelar juara Piala AFF 2020. Menurutnya, masyarakat Indonesia harus bisa merelakan trofi edisi kali ini dan biarkan ini menjadi pelajaran berharga untuk Skuad Garuda ke depannya.
"Saya yakin para pemain akan berjuang hingga akhir, tapi jangan bebani mereka dengan target gelar juara. Biarkan mereka bermain lepas dan memperbaiki performa dari pertandingan sebelumnya, dan yang terpenting mengakhiri kompetisi dengan kepala tegak," katanya.