REPUBLIKA.CO.ID, BIRINGKANAYA -- Annisa Mu’adah salah satu penerima bantuan dari KUA Biringkanaya, Makassar, tak pernah mengira sebelumnya, usaha yang dirintis sejak tahun 2020, saat ini omzetnya meroket sampai lima kali lipat.
“Dulu sebelum menerima bantuan program KUA Percontohan Ekonomi Umat, omzet hanya Rp 2 juta-3 juta per bulan, sekarang sampai Rp 15 juta,” katanya saat dihubungi, Kamis (23/12) lalu.
Annisa menceritakan, sebelum menerima bantuan, usahanya terkendala dengan kurangnya modal, perlengkapan penunjang produksi kue seadanya, dan tata kelola keuangan yang berantakan. “Penyebab utamanya adalah tidak menguasai tata kelola keuangan, jadi keuangan usaha dan rumah tangga tidak dipisah,” ujarnya.
Annisa menyatakan, saat ini dirinya telah menguasai tata kelola keuangan dari materi pelatihan yang diberikan lembaga zakat pendamping, dan pendampingan yang dilakukan Penyuluh Agama Islam. Sebagai informasi, program KUA Percontohan Ekonomi Umat yang diinisiasi Direktorat Pemberdayaan Zakat dan Wakaf (Ditzawa) menggandeng tiga Lembaga Amil Zakat (LAZ) yaitu LAZ IZI, Rumah Zakat, dan LAZ Al-Azhar dalam memberikan pendampingan terhadap penyuluh dan penerima manfaat.