Jumat 31 Dec 2021 00:11 WIB

Bahrain Tunjuk Kembali Dubes Pertamanya untuk Suriah

Tokoh yang akan menjadi dubes baru Suriah adalah Waheed Mubarak Sayyar.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Suriah Bashar Assad.
Foto: SANA via AP
Presiden Suriah Bashar Assad.

REPUBLIKA.CO.ID,  MANAMA -- Bahrain menunjuk duta besar (dubes) pertamanya untuk Suriah dalam satu dekade, Kamis (30/12). Sejak Suriah dilanda konflik sipil pada 2011, Bahrain memutuskan menurunkan hubungan dengan negara tersebut.

Bahrain News Agency (BNA) melaporkan, tokoh yang akan menjadi dubes baru Suriah adalah Waheed Mubarak Sayyar. Tak diterangkan, kapan Sayyar akan mulai aktif bekerja di Damaskus. Kendati Bahrain baru menunjuk lagi dubesnya untuk Suriah, tapi selama ini kedutaannya di Damaskus tetap beroperasi. Hal itu pun berlaku pada kedutaan Suriah di Manama.

Baca Juga

Sejak dibekap konflik sipil pada 2011, Suriah dikeluarkan dari Liga Arab. Negara anggota Liga Arab juga mengecam Assad karena gagal bernegosiasi dengan pihak oposisi dan menggunakan kekuatan militer berlebihan untuk membungkam mereka.

Pada Desember 2018, mantan presiden Sudan Omar al-Bashir mengunjungi Suriah dan bertemu Presiden Suriah Bashar al-Assad. Dia menjadi pemimpin negara anggota Liga Arab pertama yang mengunjungi Damaskus sejak Suriah didera konflik sipil.

Dalam kunjungan itu, al-Bashir mengungkapkan harapannya bahwa Suriah dapat segera memulihkan peran pentingnya di kawasan. Ia juga menegaskan kesiapan Sudan membantu semua hal yang dibutuhkan untuk mengembalikan integritas teritorial Suriah.

Sejak saat itu, sejumlah negara anggota Liga Arab lainnya mulai mencairkan hubungannya kembali dengan Suriah. Pada akhir 2018, Uni Emirat Arab (UEA) membuka lagi kantor misi diplomatiknya di Damaskus. Oman menjadi negara pertama yang mempekerjakan lagi duta besarnya untuk Suriah pada 2020.

Pada November lalu, Assad bertemu dengan menteri luar negeri UEA. Mereka menyerukan agar Suriah diterima kembali di Liga Arab. UEA adalah salah satu dari beberapa negara di kawasan yang mendukung kelompok pemberontak di Suriah. Namun peran Abu Dhabi terbilang kecil jika dibandingkan Arab Saudi dan Qatar. Hingga kini Riyadh dan Doha belum menjalin kembali hubungan dengan Damaskus.

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement