Jumat 31 Dec 2021 06:37 WIB

Yenny Wahid: Orang Jadi Radikal karena Frustrasi dan Diprovokasi Bahasa Agama atau Politik

Salah satu faktor yang membuat orang menjadi radikal adalah rasa frustrasi.

Rep: Febryan A/ Red: Mas Alamil Huda
Anak kedua Gus Dur, Yenny Wahid, memberikan sambutan dalam acara Haul Ke-12 Gus Dur di kediamannya, Ciganjur, Jakarta Selatan, Kamis (30/12) malam.
Foto: Republika/Febryan A
Anak kedua Gus Dur, Yenny Wahid, memberikan sambutan dalam acara Haul Ke-12 Gus Dur di kediamannya, Ciganjur, Jakarta Selatan, Kamis (30/12) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak kedua Gus Dur, Yenny Wahid, menjelaskan penyebab dan solusi menghadapi radikalisme yang terus merebak di Indonesia. Menurut dia, salah satu faktor yang membuat orang menjadi radikal adalah rasa frustrasi. 

Hal itu diketahui berdasarkan hasil riset Wahid Foundation selama beberapa tahun terakhir. "Salah satu faktor yang membuat orang (menjadi) radikal itu adalah kegelisahan, rasa gelisah, rasa putus asa, rasa frustrasi," ujarnya saat konferensi pers acara Haul Gus Dur ke-12 di Ciganjur, Jakarta Selatan, Kamis (30/12). 

Baca Juga

Rasa frustrasi saja tentu tak serta merta membuat seseorang menjadi radikal. Tapi, lain ceritanya ketika rasa frustrasi itu disirami pesan-pesan provokatif dengan bahasa-bahasa yang emosional. 

"Bahasa emosional itu biasanya adalah bahasa agama atau bahasa politik. Maka kemudian terciptalah yang namanya sikap radikal," kata Yenny.