REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Tim nasional Indonesia harus mengakui keunggulan Thailand pada leg pertama final Piala AFF 2020. Skor agregat sementara 4-0 untuk keunggulan Thailand bakal sulit terbalaskan pada leg kedua di Stadion Nasional, Singapura, Sabtu (1/1).
Pengamat sepak bola Indonesia Mohamad Kusnaeni mengatakan, timnas harus melihat realita yang ada dari kekalahan tersebut. Di mana Indonesia akan sulit untuk meembalikkan keadaan. Apalagi Indonesia harus menang dengan selisih lima gol.
"Sangat sulit bagi timnas karena pemain-pemain ini relatif masih sangat muda. Rata-rata umurnya di bawah 23 tahun, masih kurang pengalaman, secara permainan juga belum matang," kata Bung Kus, sapaan Kusnaeni pada Kamis (30/12).
Bung Kus mengatakan, di final seperti ini pengalaman akan menambah kepercayaan diri pemain. Terbukti dengan Thailand yang saat melawan Indonesia menurunkan skuad matang.
"Jadi memang sangat berat mengubah situasi ini, pelatih sehebat apa pun akan sulit melakukan itu," kata Bung Kus.
Istilah 'bola itu bundar' memang menjadi harapan di sepak bola. Di mana segalanya bisa terjadi selama 90 menit atau lebih waktu pertandingan. Namun Bung Kus menekankan publik harus realistis bahwa timnas akan sulit untuk mengharapkan keajaiban itu.
Untuk itu, timnas setidaknya harus memperbaiki kesalahan mereka saat leg pertama kemarin. Salah satunya adalah terus fokus dan tidak melakukan kesalahan yang justru merugikan tim.
"Padahal kemarin bisa saja menjaga 0-1 hingga akhir pertandingan, tapi pemain seperti kehilangan konsentrasi dan mudah dibongkar pertahanan lawan," kata Bung Kus.
Untuk itu di leg kedua ini, timnas seharusnya fokus untuk memperbaiki penampilan di leg pertama. Sehingga ada kesempatan bagi timnas untuk membuktikan bahwa mereka layak sampai final dengan skuad muda yang rata-rata berusia 23,7 tahun ini.
"Sekarang tidak perlu bebani lagi pemain dan pelatih dengan harapan yang berlebihan. Mari beri kesempatan mereka untuk bermain lebih baik saja dulu," kata Bung Kus.