Jumat 31 Dec 2021 11:28 WIB

Tentara Korut Diminta untuk Bela Mati Kim Jong-un

Mereka harus membela dengan nyawa karena Kim merupakan panglima tertinggi militer.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Mas Alamil Huda
Korea Utara mendesak 1,2 juta tentaranya untuk bersatu di belakang pemimpin Kim Jong-un. Mereka harus membela dengan nyawa karena Kim merupakan panglima tertinggi militer.
Foto: AP/KCNA via KNS
Korea Utara mendesak 1,2 juta tentaranya untuk bersatu di belakang pemimpin Kim Jong-un. Mereka harus membela dengan nyawa karena Kim merupakan panglima tertinggi militer.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara mendesak 1,2 juta tentaranya untuk bersatu di belakang pemimpin Kim Jong-un pada Kamis (30/12). Mereka harus membela dengan nyawa karena Kim merupakan panglima tertinggi militer.

Dalam tajuk rencana yang panjang, surat kabar resmi Rodong Sinmun mengatakan bahwa komandan militer dan tentara Korea Utara harus menjadi benteng yang tak tertembus dan dinding antipeluru dalam membela Kim dengan setia dengan nyawa. Artikel itu juga menyerukan untuk membangun militer yang lebih modern dan maju.

Baca Juga

"Penjaga yang dapat diandalkan dari negara dan rakyat kita," ujar editorial itu.

Rodong Sinmun mengatakan semua pasukan dan rakyat Korea Utara harus menjunjung tinggi kepemimpinan Kim untuk mendirikan negara sosialis yang kuat. Korea Utara sebelumnya telah mengeluarkan pernyataan berat propaganda serupa yang mendesak orang-orang untuk bersatu di belakang Kim di saat-saat sulit.

Beberapa ahli mengatakan Kim telah bergulat dengan momen terberat dari 10 tahun pemerintahannya. Kondisi ini akibat pandemi virus korona, sanksi PBB, dan salah urusnya sendiri.

Kim membuka rapat pleno Komite Sentral Partai Buruh yang berkuasa untuk meninjau proyek-proyek masa lalu dan menentukan kebijakan utama untuk tahun depan pada 27 Desember. Dalam pertemuan dua hari, Kim menetapkan strategi pembangunan yang tidak ditentukan untuk pembangunan pedesaan negara itu, sementara para peserta membahas anggaran tahun depan dan agenda lainnya.

Terlepas dari kesulitan saat ini, beberapa analis luar mempertanyakan cengkeraman kekuasaan Kim. Jabatan panglima tertinggi Kim di Tentara Rakyat Korea adalah jabatan tertinggi pertama yang diberikan kepadanya setelah kematian ayahnya Kim Jong-il pada 2011. Pemimpin saat ini memegang banyak posisi penting lainnya seperti sekretaris jenderal Partai Buruh dan ketua dari Komisi Urusan Negara.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement