REPUBLIKA.CO.ID, Badan Administrasi Olahraga (GAS) China secara resmi melarang penggawa timnas sepak bola China memiliki tato di bagian tubuhnya. GAS pun meminta para penggawa timnas senior dan U-23, yang telah memiliki tato untuk menghapus tato yang telah dimilikinya.
Dalam kasus-kasus tertentu, tato yang ada di tubuh pemain juga harus ditutup, baik saat pemain itu tampil di sesi latihan atau tampil di pertandingan resmi. Semua aturan untuk menutup tato ini harus diikuti dengan persetujuan dari tim.
Larangan tato ini juga dijadikan salah satu pertimbangan untuk perekrutan pemain muda di timnas. Pemain-pemain muda, khususnya di level usia U-20 yang kedapatan memiliki tato, dilarang memperkuat timnas junior China.
Aturan disiplin yang baru ini diambil GAS sebagai bentuk memberikan contoh yang bagus buat masyarakat China. ''Tim nasional di semua level usia akan menerapkan aturan disiplin ini dengan ketat. Dengan aturan ini, tim nasional dapat menunjukan semangat positif dari sepak bola China dan memberikan contoh yang baik kepada masyarakat,'' tulis arahan terbaru GAS tersebut seperti dilansir Sky Sports, Jumat (31/12).
Aturan ini dikeluarkan GAS dalam sebuah dokumen yang bertajuk ‘Saran untuk Memperkuat Manajemen Pesepakbola’. Tidak hanya melarang tato, dalam aturan serupa, GAS juga meminta Federasi Sepak Bola China bisa menyusun program dan aktivitas yang bisa memperkuat semangat patriotisme. Hal ini agar para pemain bisa menyadari tanggung jawab, misi, dan kehormatan memperkuat timnas China.
Seruan resmi GAS soal tato ini menjadi babak baru dalam upaya Pemerintah China memerangi tato. Pada 2018 silam, otoritas penyiaran China telah melarang semua program televisi untuk menampilan pria atau wanita bertato. Bahkan, stasiun televisi China harus menyensor bagian tubuh dari pengisi acara yang memiliki tato.
Pada tahun yang sama, Pemerintah China juga sudah meminta para pesepak bola profesional untuk menutupi tato yang terlihat di tubuh mereka saat merumput di kompetisi domestik. Pemerintah China menganggap tato merupakan bagian dari kebudayaan amoral dan simbol dari kejahatan.
Seni merajah tubuh dengan tato memang tidak mendapatkan tempat dalam kebudayan China modern. Tato justru mendapatkan stigma buruk dan dianggap dekat dengan kejahatan dan ketidakpatuhan. Di berbagai negara-negara Asia Timur, seperti Jepang dan China, tato kerap identik dan menjadi simbol dari organisasi kriminal, seperti Yakuza dan Triad.
Di sisi lain, pada era keterbukaan informasi dalam beberapa tahun terakhir, tato justru mulai diminati oleh para generasi muda di China. Tato bukan lagi dianggap sebagai simbol kejahatan, melainkan bagian dari ekspresi seni.
Chinese national team players entering the national stadium for their first training session for the FIFA World Cup qualifier against China #Fifaworldcup #AsianQualifier #ChineseFootball #Maldivesfootball pic.twitter.com/IQiLMlIMf2
— Maldivesfootball.com (@mdvfootball) September 8, 2019