Jumat 31 Dec 2021 14:57 WIB

Muktamar IMSA-MISG Pererat Muslim Indonesia dan Malaysia di AS

Sebanyak 1.300 peserta dari segala penjuru AS dan Kanada menghadiri muktamar ini.

Muktamar IMSA-MISG ke 23 ini dibuka oleh Duta Besar RI untuk AS, Rosan Perkasa Roeslani.
Foto: Istimewa
Muktamar IMSA-MISG ke 23 ini dibuka oleh Duta Besar RI untuk AS, Rosan Perkasa Roeslani.

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Setelah tahun 2020 digelar secara virtual, Muktamar IMSA-MISG 2021 hadir kembali dengan mengusung tema “Unity Through Community: Stronger Together”. Melalui program diskusi dan edukasi, muktamar memberi sarana konkrit kepada peserta untuk meningkatkan pencapaian pribadi, mempererat komunitas dan saling memberi semangat sesama Muslim di Amerika Serikat (AS). 

Sebanyak 1.300 peserta dari segala penjuru AS dan Kanada--700 di antaranya youth--menghadiri Muktamar Indonesian Muslim Society in America (IMSA)–Malaysian Islamic Student Group (MISG) pada 25-29 Desember 2021. Menurut Syafrin Murdas, mantan Presiden  IMSA, Muktamar di Los Angeles memberikan kekuatan tersendiri. Selain jumlah peserta  hotel terbesar tahun ini, juga masyarakat Los Angeles sangat antusias membantu. 

"Selain itu kita mulai memperkenalkan program-program baru pada Muktamar 2021 ini seperti: Youth IMSA Leadership, IMSA Ayah Club, dan IMSA Center,” ujar dia dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Jumat (31/12). 

Amir Muktamar 2021 (ketua penyelenggara Muktamar bersama Amirah), Vembriawan Prihardono juga sepakat akan kesigapan para relawan yang sebagian besar berdomisili di Los Angeles. “Muktamar ini tak akan terwujud tanpa adanya dukungan kuat dari para volunteer yang bekerja tanpa pamrih untuk memastikan Muktamar dapat berjalan dengan lancar,” katanya. 

Kegiatan muktamar di masa pandemi ini tidak menyurutkan semangat Nurhayati Prasetio. Selain menjadi peserta, dia juga membuka stan yang menjual lauk pauk, es doger dan cendol. 

Walau pun konsekuensinya, suami dan kedua anak kembarnya harus menyetir dua hari nonstop dari New York ke Los Angeles, namun tak menyurutkan antusiasme mereka untuk hadir di Muktamar untuk ke 4 kalinya. “Insha Allah kalau masih diberi kesempatan kami akan hadir dan join kembali di muktamar-muktamar berikutnya, banyak sekali ilmu, pengalaman yang kami dapatkan setiap menghadiri muktamar, terima kasih,” katanya.

Salah satu pembicara Muktamar, Oki Setiana Dewi, dalam bincang-bincang live dengan Bang Imus dari Radio IMSA mengakui, sangat terkesan dengan pengalaman pertama hadir di Muktamar 2021 ini. Dari padatnya kegiatan memberi 7 kali ceramah sepanjang Muktamar, Oki sangat tersentuh melihat peserta yang amat antusias untuk belajar menjadi Muslim/Muslimah yang lebih baik, dan juga banyak sekali Muslim Indonesia di luar negeri yang baik, bersih hati dan tulus ikhlas menolong. 

“Dan yang lebih berkesan saya dipertemukan dengan orang yang baik-baik, disini banyak banget orang baik tidak hanya satu dua,” ujarnya.

Selain menjadi cerminan kepribadian Muslim yang baik untuk orang-orang di Amerika pada umumnya, Ustazah Oki juga berharap, hasil pelaksanaan muktamar ini dapat mempererat hubungan sesama Muslim Indonesia di Amerika. “Kita susah istiqomah kalau kita sendirian, kita akan kuat kalau kita bersama-sama,” ujarnya. 

“Orang (Amerika) melihat Islam di diri teman-teman semua dan teman-teman bisa, selama berpegang teguh, kuat bergandengan tangan, bergabung dengan orang-orang sholih dan kegiatan-kegiatan rutin IMSA, insya Allah,” tambahnya.

Tidak hanya peserta dan pembicara dari Muslim Indonesia yang merasakan mendapatkan kesan positif dari mengikuti muktamar, akan tetapi juga peserta dan pembicara dari Muslim negara lain. Sakinah Alhabshi, seorang Muslim chaplain (bertugas memberi konseling kesehatan dari perspektif Islam) yang bekerja di Rumah Sakit Stanford Health Care, Stanford CA, juga berpartisipasi sebagai pembicara. 

Kali ini adalah pengalaman pertama dia mengikuti Muktamar IMSA-MISG. “Saya menghargai kerja keras dan kerja yang sepenuh hati dari semua panitia. Saya terkesan dengan rangkaian program dan jumlah sesi paralel dan pembicara yang membahas beraneka ragam topik,” kata Sakinah yang berasal dari Malaysia ini. 

Harapannya untuk tahun depan, lebih banyak sesi tentang kesehatan mental, emosional, dan spiritual, yang menjadi lebih penting di masa pandemi dan secara umum bagi kaum muda kita.

Tahun lalu, Muktamar IMSA-MISG tetap berlangsung walau pun diadakan secara virtual, Najmiah Mukhtar yang berasal dari Malaysia, sempat bertugas menjadi Amirah (salah satu ketua penyelenggara Muktamar) pada virtual Muktamar IMSA-MISG 2020. 

Dia sangat bersyukur dengan adanya muktamar tatap muka kali ini yang semuanya jauh lebih baik dibandingkan pertemuan virtual. “Mata yang berbinar, suara indah di balik masker, jabat tangan dan pelukan ala COVID, tetapi tidak ada yang menghalangi kami untuk mengisi pikiran, tubuh, dan jiwa kami dengan mengingat Allah dan Rasul-Nya. Muktamar mengingatkan kita untuk memperjelas niat dan tujuan kita sebagai Khalifah-Nya, dan insya Allah meningkatkan iman kita juga”, paparnya. 

Noviyanti Kurniasari, Direktur IMSA Sister, juga merasakan kesedihan akan sempat tertundanya Muktamar tatap muka ini. “Namun, terobati sudah dengan pertemuan ini” begitu ucapan syukurnya dengan suksesnya Muktamar tahun ini. 

Selain mendatangkan Ustadzah Oki Setiana Dewi dan Ustadz Syahroni Mardani dari Indonesia, juga Chaplain Sakinah Alhabshi yang berdomisili di San Francisco Bay Area, negara bagian California, Muktamar IMSA-MISG 2021 juga menghadirkan imam, ustad/ustadzah, Muslim chaplain dan pembicara-pembicara terkemuka di Amerika seperti Imam Mohammad Joban, Imam Fahmi Zubir (IMAAM Center),  Imam Wisam Sharieff (Advocating Quranic Lifestyle/AQL), Imam Jihad Saafir (pendiri Islah Academy),  Imam Shamsi Ali (direktur Jamaica Muslim Center dan pendiri Nusantara Foundation), Chaplain Suhail Hasan Mulla, Qori Ifdal Yusuf, Ustadzah Dedeh Agustina, Ustadzah Rita Pritarini, Muhamad Rozaimi (edukator dan penulis), Ustadz Adi Sumandi, Ahmad Honest Qashidi dan Muhammad Arief Budiman (salah satu dari pendiri IMSA).

Dukungan yang konkrit dari komunitas Muslim dan pemerintah Indonesia di AS, sangat dirasakan oleh Presiden IMSA, Aria Novianto. “Bukan berarti Muktamar ini sempurna, tapi Insya Allah semua usaha dan kerja dimulai dengan niat kebaikan sehingga semua kekurangan juga dibalas dengan senyuman dan tawaran bantuan. Kebersamaan menutupi kekurangan,” katanya pada penutupan Muktamar Rabu (29/12).

Muktamar IMSA-MISG ke 23 ini dibuka oleh Duta Besar RI untuk AS, Rosan Perkasa Roeslani. Hadir pula Konsul Jenderal RI di Los Angeles, Saud Putranto Krisnawan, Wakil Duta Besar RI untuk AS, Iwan Freddy Hari Susanto, Presiden MISG, Zabidi Yusoff, dan Presiden Indonesia Muslim Foundation (IMFO) Los Angeles Dwirana Satyavat, Konsul Jenderal Malaysia di Los Angeles, Anil Fahriza Adenan. Imam perwakilan masjid-masjid dan komunitas Islam Indonesia di AS juga hadir di pembukaan acara.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement