Jumat 31 Dec 2021 16:40 WIB

Sejak 2019, LPEI Cetak 2.953 Petani Unggul Melalui Desa Devisa

LPEI mencatat program Desa Devisa meningkatkan kehidupan ekonomi 10 ribu orang

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Indonesia Eximbank.  Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank berupaya berperan aktif dalam peningkatan ekspor nasional dan program pemberdayaan sumber daya kesejahteraan masyarakat. Desa Devisa merupakan salah satu program yang dipelopori LPEI untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing komoditas yang dihasilkan suatu wilayah.
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Indonesia Eximbank. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank berupaya berperan aktif dalam peningkatan ekspor nasional dan program pemberdayaan sumber daya kesejahteraan masyarakat. Desa Devisa merupakan salah satu program yang dipelopori LPEI untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing komoditas yang dihasilkan suatu wilayah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank berupaya berperan aktif dalam peningkatan ekspor nasional dan program pemberdayaan sumber daya kesejahteraan masyarakat. Desa Devisa merupakan salah satu program yang dipelopori LPEI untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing komoditas yang dihasilkan suatu wilayah. 

Sekretaris Perusahaan LPEI Agus Windiarto mengatakan program Desa Devisa yang memberikan pendampingan dan pengembangan kapasitas pelaku usaha berorientasi ekspor ini baru saja meluncurkan Desa Devisa ke-27 di Indonesia berlokasi di Desa Kupang, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

“Kami yakini komoditas rumput laut dari Desa Kupang memiliki potensi yang besar dan berharap melalui Desa Devisa dapat meningkatkan kapasitas petani, sehingga komoditi ini dapat memenuhi kualitas dan kuantitas yang sesuai standar dan kebutuhan ekspor,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (31/12).

Menurutnya program ini dimulai sejak 2019 berbasis pemberdayaan masyarakat ini akan mendorong kemandirian petani melalui rangkaian pelatihan, pendampingan serta pemanfaatan jasa konsultasi, sehingga mampu merambah pasar ekspor dengan produk berkualitas yang berdaya saing tinggi. 

Pada 2019 LPEI memulai dengan Kluster Desa Devisa Kakao di Bali Jembrana menjadi Desa Devisa pertama dengan komoditas unggulan berupa biji kakao yang difermentasi dan masa pandemi pun masih melakukan ekspor secara mandiri ke Jepang dan Belgia. Selanjutnya Desa Devisa Kerajinan di Bantul, Yogyakarta dengan produk kerajinannya yang unik dan ramah lingkungan, sehingga mampu melakukan ekspor ke negara-negara Eropa. 

Pada Desember 2021 LPEI telah meluncurkan program Desa Devisa di Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali, yaitu Desa Devisa Kopi Subang, Desa Devisa Agrowisata Ijen Banyuwangi, Desa Devisa Tenun Gresik, Desa Devisa Garam Kusamba Klungkung dan Desa Devisa Rumput Laut Sidoarjo. Adapun total penerima manfaat dari program sampai saat ini telah mencapai 2.953 orang petani/penenun/pengrajin dan ke depannya akan bertambah. 

Kesuksesan program Desa Devisa telah mampu meningkatkan kehidupan ekonomi, sosial dan lingkungan bagi lebih dari 10 ribu anggota masyarakat setempat yang terkait dengan pengembangan komoditas dan program Desa Devisa. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement