REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pada penghujung Desember 2021, sebagian besar orang akan ikut terlarut dalam malam pesta pergantian tahun baru. Namun perlukan muslim ikut merayakan pergantian tahun menuju 2022?
Pendakwah lulusan Universitas Islam Madinah, Ustadz Syafiq Riza Basalamah mengatakan dalam khutbah Jumat (31/12) secara daring, bahwa sebagian besar penduduk bumi menganggap malam ini akan menjadi istimewa. Dari delapan miliar penduduk bumi, hanya 1,7 miliar beragama islam, selebihnya non-Muslim.
"Sesuai dengan firman Allah Azza wa Jalla, kebanyakan manusia adalah orang-orang fasik, yang jadi masalah 1,7 miliar muslim ini, malam ini identitas mereka sebagian besar pudar," kata Ustadz asal Jember ini melalui siaran Youtube resminya.
Ustadz melanjutkan, pada 1443 tahun yang lalu, Rasulullah ﷺ telah memperingatkan hal ini, saat itu umat islam hidup penuh kedamaian di Kota Madinah. Rasulullah bersabda, “Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?” (HR. Muslim).
"Sebagian kita mengatakan, hanya perayaan tahun baru. Allah Azza wa Jalla berfirman di surat Al-Baqarah ayat 120, Allah mengatakan kepada Rasul, bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani, mereka tidak akan pernah ridha, mereka tidak akan pernah puas sampai kalian mengikuti ajaran mereka," kata Ustadz.
"Gak akan pernah puas, sampai hari ini kita masih ribut umat islam tentang mengucapkan selamat natal yang sudah berlalu. Apakah kalau mengucapkan natal mereka akan ridha? Apa mereka mengatakan cukup? Tidak. Mereka ingin kita ikut ke perayaan mereka," lanjut Ustadz.
Dalam surat Al-Baqarah ayat 120, Allah Ta'ala berfirman, وَلَنْ تَرْضٰى عَنْكَ الْيَهُوْدُ وَلَا النَّصٰرٰى حَتّٰى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ اِنَّ هُدَى اللّٰهِ هُوَ الْهُدٰى ۗ وَلَىِٕنِ اتَّبَعْتَ اَهْوَاۤءَهُمْ بَعْدَ الَّذِيْ جَاۤءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللّٰهِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ, "Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar).” Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu."
"Agama ini bukan kata saya, bukan kata fulan, petunjuk dari Allah Azza wa Jalla. Kemauan-kemauan (mereka) engkau ikuti setelah datang kebenaran kepadamu, gak akan ada pelindung dan penolong selain Allah Azza wa Jalla," kata Ustadz Syafiq.
Ustadz mengatakan, umat islam merupakan orang yang paling bertoleransi, contohnya ada pada Nabi Muhammad ﷺ. Kemudian juga para Sahabat, Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali, mereka adalah generasi terbaik. Semuanya paling bertoleransi, dalam muamalah dan kehidupan sosial. Akan tetapi dalam urusan agama (lakum dinukum waliyadin) bagimu agamamu bagiku agamaku.
"Berbicara nanti malam, jalanan akan ramai, dengan orang-orang Nasrani? mereka yang mengklaim pengikut nabi, orang-orang yang menjawab adzan. Tapi kenapa harus ikut orang sebelum kita? Sebagian umat islam lupa dengan siapa dirinya, bacalah Alquran, Kitabullah dalam surat Ali Imran ayat 110," kata Ustadz.
Dalam surat Ali Imran ayat 110 Allah Ta'ala berfirman, كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ وَلَوْ اٰمَنَ اَهْلُ الْكِتٰبِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ ۗ مِنْهُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ وَاَكْثَرُهُمُ الْفٰسِقُوْنَ, "Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik."
"Bagaimana umat terbaik menjadi belakang, bukan di depan untuk memimpin, untuk memberi contoh kebaikan. Kalian generasi terbaik, apa sikap kalian? Kalian itu beramar maruf, menyuruh kebaikan bukan membiarkan kemungkaran, bahkan mengikuti. Tapi jiwa kerdil sebagian muslim menganggap mereka besar sehingga mereka dijadikan idola. Sudah saatnya umat islam kembali kepada Kitabullah dan benar-benar mengikuti Rasul," kata Ustadz Syafiq.