Jumat 31 Dec 2021 18:02 WIB

MUI Ingin Rutinkan Muhasabah Antar-Ormas-Ormas Islam

Muhasabah antar ormas Islam ingin dirutinkan MUI.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis memberikan Tausiyah pada acara Muhasabah dan Istighotsah Kubra Akhir Tahun 2021 di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (30/12). Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat mengelar acara Muhasabah dan Istighotsah Kubra Akhir Tahun 2021 yang dilaksanakan secara Hybrid dan diharapakan bisa membangkitkan spiritualitas umat Islam.Prayogi/Republika
Foto: Prayogi/Republika.
Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah KH Cholil Nafis memberikan Tausiyah pada acara Muhasabah dan Istighotsah Kubra Akhir Tahun 2021 di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (30/12). Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat mengelar acara Muhasabah dan Istighotsah Kubra Akhir Tahun 2021 yang dilaksanakan secara Hybrid dan diharapakan bisa membangkitkan spiritualitas umat Islam.Prayogi/Republika

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis mengartikan muhasabah sebagai penggabungan upaya dan doa, yang dianalogikan sebagai pasukan dan senjatanya. Pasukan tanpa sejata akan lemah, begitu juga senjata tanpa pasukan atau pemakainya, maka tidak akan menghasilkan apapun, kata dia. 

“Muhasabah ini penting untuk diakukan, jika kita kilas balik, awal tahun 2021 diawali dengan bancana banjir di Kalimantan, ada pula banjir bandang di Jawa Barat, dan sudah 20 bulan kita masih harus serba terbatas karena pandemi,” kata Kiai Cholil saat menyampaikan tausiyah dalam Muhasabah dan Istighasah Akhir Tahun MUI di Masjid Istiqlal, Kamis (30/12). 

Baca Juga

“Semoga di 2022 kita sudah bisa melepas segala belenggu yang ada, meski kita nanti tidak bisa langsung melepas masker, tapi minimal kita bisa terlepas dari lonjakan kasus Covid-19,” sambungnya.

Jika mengutip pengertian dari Abu Hasan Ali ibn Muhammad ibn Habib al-Mawardi, muhasabah adalah merenung di malam hari atau penghujung waktu, mencoba menyeleksi mana yang perlu dipertahankan, ditingkatkan, dan dihentikan. Merujuk pada pentingnya bermuhasabah, Kyai Cholil bersama Komisi Dakwah MUI juga berencana untuk merutinkan kegiatan serupa bersama ormas-ormas Islam yang dinaungi MUI. 

“Kita harus mengevaluasi perilaku kita di momentum akhir tahun ini, kalau itu baik maka teruskan, jika itu jelek, maka perbaiki diri. Tapi jika perbuatan itu membawa mudarat, maka hentikan,” kata dia.

“Insya allah kita juga akan rutinkan acara seperti ini di 2022, kami rutinkan menggabungkan ormas-ormas Islam yang terkumpul dalam naungun mui, mungkin bisa dua bulan sekali atau sebulan sekali atau tiga bulan sekali. Kita hubungkan dengan pemerintah dan kepentingan umat, sehingga manfaat acara ini selain ngaji, selain istighosah, kita juga bisa bersama membangun persepsi umat, terlepas dari apapun perbedaan kita, dengan tujuan persatuan bangsa dan negara,” canangnya. 

Dia mengingatkan seluruh masyarakat untuk memanfaatkan momen pergantian tahun untuk bangkit dan maju ke depan. “Jangan sampai hari ini atau tahun depan dengan yang kemarin. Yang paling utama adalah kedekatan diri kita pada Allah SWT, jangan sampai tambah tua makin jauh dari Allah. kita juga harus membawa resolusi baru di 2022,” sambungnya. 

Dia mencontohkan riwayat hidup Imam Syafi’i, yang meski hanya hidup selama 54 tahun, namun mampu menciptakan banyak karya dari beragam jenis ilmu dan jasa yang besar bagi perkembangan Islam, yang bahkan hingga kini masih dirasakan manfaatnya oleh umat Muslim.  

Dia mengajak masyarakat untuk mengevaluasi seluruh amal dan perbuatan yang dilakukan selama satu tahun belakangan, lalu mengoreksi mana amal yang dapat mendekatkan diri pada Allah SWT, dan mana amal yang justru menjauhkan dari-Nya. 

“Dalam kesempatan ini, mari kita bermuhasabah, mari kita koreksi dan hitung pemanfaatan waktu kita, dan senantiasa berdzikir kepada Allah SWT,” ujarnya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement