Sabtu 01 Jan 2022 09:55 WIB

Biden Ancam Putin dalam Pembicaraan di Telepon

Para pemimpin AS dan Rusia bertukar peringatan tentang Ukraina di panggilan telepon.

Rep: Dwina Agustin/reuters/ Red: Joko Sadewo
Presiden AS Joe Biden mengancam Vladimir  Putin dalam pembicaraan telepon terkait perbatasan Ukraina. Foto Presiden AS Joe Biden (kanan) dan Presiden Rusia Vladimir Putin, berjabat tangan, sebelum KTT AS-Rusia, di Jenewa, Swiss, Rabu, 16 Juni 2021. (ilustrasi)
Foto: AP/Denis Balibouse/Pool Reuters
Presiden AS Joe Biden mengancam Vladimir Putin dalam pembicaraan telepon terkait perbatasan Ukraina. Foto Presiden AS Joe Biden (kanan) dan Presiden Rusia Vladimir Putin, berjabat tangan, sebelum KTT AS-Rusia, di Jenewa, Swiss, Rabu, 16 Juni 2021. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WILMINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa langkah mereka di Ukraina akan menarik sanksi dan peningkatan kehadiran AS di Eropa. Ketegangan tinggi terjadi setelah penumpukan militer Rusia di perbatasan.

Para pemimpin AS dan Rusia bertukar peringatan tentang Ukraina dalam panggilan telepon selama 50 menit untuk membahas tindakan militer Rusia pada Kamis (30/12). "Saya menjelaskan kepada Presiden Putin bahwa jika dia membuat langkah lagi, jika dia pergi ke Ukraina, kami akan memiliki sanksi berat," kata Biden.

Biden menyatakan kepada Putih bahwa AS dan NATO akan meningkatkan kehadiran di Eropa jika Rusia tetap bertindak sama. "Akan ada harga yang harus dibayar untuk itu," kata Biden kepada wartawan saat meninggalkan restoran di Wilmington, Delaware, pada Jumat (31/12).

Biden mengatakan Putin menyetujui tiga konferensi besar bulan depan dengan staf senior untuk membantu menemukan resolusi. Dia pun mengharapkan kemajuan dari negosiasi itu. "Saya menjelaskan bahwa itu hanya bisa berhasil jika dia mengurangi eskalasi," kata Biden.

Ditanya apakah Moskow menghadapi sanksi jika mempertahankan pasukan di perbatasan, Biden menjawab kalau dirinya tidak akan bernegosiasi. "Kami menjelaskan bahwa dia tidak bisa, menekankan tidak bisa, pindah ke Ukraina," ujarnya.

Biden akan berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy pada  Ahad (2/12). Dia akan menegaskan kembali dukungan untuk Ukraina, membahas pembangunan militer Rusia, dan meninjau persiapan upaya diplomatik untuk menenangkan situasi di kawasan itu.

Pertukaran Biden-Putin mengatur panggung untuk keterlibatan tingkat rendah antara negara-negara yang mencakup pertemuan keamanan AS-Rusia pada 9-10 Januari. Kemudian diikuti oleh sesi Rusia-NATO pada 12 Januari, dan konferensi yang lebih luas termasuk Moskow, Washington, dan negara-negara Eropa lainnya pada 13 Januari.

Departemen Luar Negeri mengatakan, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berusaha untuk meletakkan dasar bagi pembicaraan itu dalam panggilan telepon dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dan lainnya pada Jumat. Dalam percakapan dengan menteri luar negeri Kanada dan Italia, Blinken membahas tanggapan bersatu untuk mencegah agresi Rusia lebih lanjut terhadap Ukraina.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement