Sabtu 01 Jan 2022 17:19 WIB

Pasien Covid-19 Anak Jalani Rawat Inap di RS Amerika Capai Rekor Tertinggi

AS catat lonjakan pasien Covid-19 anak rawat inap hingga 66 persen.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nora Azizah
AS catat lonjakan pasien Covid-19 anak rawat inap hingga 66 persen (Foto: ilustrasi)
Foto: www.freepik.com.
AS catat lonjakan pasien Covid-19 anak rawat inap hingga 66 persen (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Rumah sakit (RS) di Amerika Serikat (AS) menerima anak-anak yang terinfeksi Covid-19 dan mencapai rekor tertinggi karena jumlah kasus yang melonjak di tengah munculnya varian baru virus Omicron. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mencatat, masuknya anak-anak yang tertular virus meningkat 66 persen dibandingkan pekan sebelumnya di kisaran rata-rata 377 per hari di pekan yang berakhir pada Selasa (27/12).

Puncak kasus sebelumnya terjadi pada awal September, dengan rata-rata harian 342 rawat inap pasien anak-anak yang tertular Covid-19. Sementara itu, Pusat Sumber Daya Coronavirus Johns Hopkins mencatat AS telah menghitung total lebih dari 550 ribu kasus virus corona baru pada Kamis (29/12). Padahal, puncak kasus sebelumnya 'hanya' lebih dari 294 ribu pada Januari 2021. Kemudian rata-rata terjadi 355.990 infeksi Covid-19 harian terjadi pada orang-orang segala usia dilaporkan pada pekan lalu. 

Baca Juga

Sementara itu, hantaman varian Omicron tampaknya tak lebih parah dibandingkan varian sebelumnya, termasuk di kalangan anak-anak. Puluhan ribu anak telah dirawat di RS karena virus corona hanya dalam beberapa bulan terakhir. Lebih dari 1.000 anak telah meninggal dunia akibat Covid-19 sejak pandemi dimulai.

"Ini sangat memilukan. Ini cukup sulit tahun lalu, tetapi sekarang Anda tahu bahwa Anda memiliki cara untuk mencegah semua ini," kata ahli penyakit menular di RS anak Philadelphia Paul Offit kepada The Associated Press seperti dikutip dari laman Huff Post, Sabtu (1/1).

Offit menambahkan, tidak ada anak yang memenuhi syarat divaksin yang dirawat di RS akibat Covid-19 pekan lalu yang telah divaksin. Dengan kata lain, anak-anak tersebut belum mendapat suntikan vaksin Covid-19 kemudian tertular virus ini. Offit menggambarkan kondisi anak-anak yang dirawat tersebut berjuang untuk bernapas dan mengalami batuk. Bahkan segelintir pasien anak tersebut dikirim ke ruang intensif (ICU) untuk dibius dan para orang tua menangis.

Seorang dokter penyakit menular di RS Anak Boston, AS, Kristin Moffitt mengatakan kepada Bloomberg bahwa pihaknya akan merasakan lonjakan kasus ini selama berpekan-pekan mendatang. CDC merilis vaksinasi Covid-19 baru-baru ini tersedia untuk anak-anak berusia 5 tahun ke atas. Hanya 15 persen anak-anak usia 5 hingga 11 tahun yang divaksinasi lengkap dan hanya 53 persen dari mereka yang berusia 12 tahun hingga 17 tahun.

Meskipun anak-anak berusia 5 tahun ke atas bisa mendapatkan vaksin Pfizer, mereka tetap tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan penguat (booster) yang memberikan perlindungan penting untuk melawan omicron. CDC juga mengungkap mayoritas anak-anak yang dirawat di RS karena tertular Covid-19 ternyata tidak divaksin. 

Remaja yang tidak divaksinasi berusia 12 hingga 17 tahun 10 kali lebih mungkin dirawat di RS daripada rekan sebayanya yang telah mendapatkan vaksin lengkap. Seseorang yang berusia 18 hingga 29 tahun yang juga cenderung memiliki tingkat vaksinasinya lebih rendah dibandingkan penduduk AS yang berusia lebih tua. Kemudian populasi kelompok usia 18 hingga 29 tahun ini dirawat di RS karena Covid-19 dan jumlahnya yang terus meningkat.

CDC juga menyebutkan, sekitar 62 persen dari penduduk AS yang telah mendapatkan vaksinasi dosis lengkap. Namun, hanya sekitar 33 persen orang dewasa yang divaksinasi dosis lengkap dan yang mendapatkan booster. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement