REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong mengakui kelemahan skuad Garuda adalah di lini depan. Pelatih asal Korea Selatan itu mengatakan dirinya kesulitan mencari striker yang tajam dan mempunyai insting untuk mencetak gol.
"Di tim kami posisi yang paling lemah memang stiker. Di liga Indonesia pun kebanyakan strikernya adalah orang asing. Oleh karena itu stiker Indonesia susah untuk berkembang," kata Shin dalam konferensi pers virtual usai pertandingan leg kedua final Piala AFF 2020 melawan Thailand, Sabtu (1/1) malam WIB.
Indonesia harus merelakan gelar juara edisi kali ini kepada Thailand setelah dikalahkan dengan agregat 6-2. Selama pertandingan di kedua leg, Shin memang kerap mengganti striker. Dia mengaku kerap merasa kurang puas dengan kinerja striker yang diturunkan sebagai starter.
Di pertandingan leg kedua, Shin bahkan melakukan dua kali pergantian striker. Dedik Setiawan telah diturunkan sebagai starter pada laga tersebut. Namun, di babak kedua Shin menggantikan Dedik dengan Hanis Saghara di menit ke-59. Selanjutnya, di menit ke-85, Hanis digantikan oleh Syahrian Abimanyu.
Hal ini tentu menunjukkan ketidakpuasan Shin terhadap kinerja para striker Indonesia. Dia berharap ke depan mereka bisa tampil lebih baik lagi. "Seharusnya striker memang harus lebih berjuang dan agresif, dan saya tidak melihat itu di pertandingan," kata Shin.
"Tapi striker yang diganti seharusnya jangan sakit hati dan frustrasi, tapi harus lebih berkembang dari sekarang," tegasnya.