Ahad 02 Jan 2022 09:00 WIB

Muhammadiyah Australia College Harapan WNI di Australia

Banyak WNI yang meminta Muhammadiyah mendirikan kampus di Australia.

Muhammadiyah Australia College Harapan WNI di Australia. Foto:  Logo Muhammadiyah.
Foto: Antara
Muhammadiyah Australia College Harapan WNI di Australia. Foto: Logo Muhammadiyah.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, A Dahlan Rais, menyampaikan, berdirinya Muhammadiyah Australia College (MAC) di Australia melewati masa yang panjang. Prosesnya mengalami pasang surut, namun akhirnya berhasil berdiri dan mendapatkan izin operasional dari pemerintah Australia melalui Victorian Registration and Qualifications Authority (VRQA) Department Education Victoria.

"Berdirinya sekolah itu kehendak masyarakat Australia, khususnya masyarakat Indonesia yang tinggal di sana, selama 20 tahun terakhir, jika pimpinan Muhammadiyah ke Australia pasti ditanya mengapa tidak mendirikan sekolah di sini," kata Dahlan saat konferensi pers Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang Pendirian Muhammadiyah Australia College, belum lama ini.

Baca Juga

Dahlan mengaku, beberapa kali melakukan kunjungan ke Australia, sering ditanya mengapa tidak mendirikan sekolah di sana. Jadi sebagian masyarakat Australia dan Asia Tenggara khusus masyarakat Indonesia di sana yang jumlahnya semakin besar dan banyak, mereka menginginkan anak-anaknya memperoleh pendidikan sesuai yang diharapkan.

Ia menambahkan, masyarakat Indonesia yang telah memiliki status sebagai permanent resident di Australia, dan mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh S3, biasanya mereka sudah berkeluarga dan membawa anak. Umumnya mereka mengalami kesulitan untuk memperoleh pendidikan seperti yang diharapkan.

"Mengapa mereka mendorong Muhammadiyah (mendirikan sekolah), karena mereka memang mengenal Muhammadiyah yang memiliki kekuatan dan pengalaman panjang pada bidang pendidikan, karena itulah setiap kali ke sana pimpinan Muhammadiyah siapapun hampir pasti saya yakin muncul desakan (agar mendirikan sekolah) ini," ujarnya.

Dahlan mengatakan, maka kegembiraan atas berdirinya MAC dirasakan oleh kedua pihak. Yaitu masyarakat Australia khususnya masyarakat Indonesia yang ingin anak-anaknya memperoleh pendidikan yang lebih baik. Dalam arti pendidikan yang tidak meninggalkan kultur atau budaya asal yaitu Indonesia.

Ia menambahkan, mereka juga menginginkan hal-hal yang lebih dibandingkan sekolah yang ada di sana. Jadi kelebihan MAC, anak-anak yang belajar di MAC akan mempelajari dua budaya sekaligus, yaitu budaya Indonesia dan budaya Barat.

"Ini teramat penting karena kita melihat dan kita menginkan nilai-nilai luhur dan utama itu tetap terpelihara bagi masyarakat Indonesia di manapun berada," jelasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement