REPUBLIKA.CO.ID, GARUT--Kunjungan wisatawan di Taman Satwa Cikembulan Kabupaten Garut meningkat selama momen Natal dan tahun baru (Nataru). Kendati demikian, protokol kesehatan (prokes) tetap diterapkan dengan ketat.
Manajer Operasional Taman Satwa Cikembulan, Rudi Arifin mengatakan, wisatawan yang ingin masuk ke tempatnya wajid sudah melakukan vaksinasi Covid-19. Pengecekan di pintu masuk dilakukan dengan menggunakan aplikasi PeduliLindungi.
"Kalau ada yang belun vaksin, itu tak boleh masuk. Soalnya masuk ke taman satwa masuknya harus memindai barcode PeduliLindungi," kata dia, Ahad (2/1).
Ia mencontohkan, pihaknya sempat memulangkan sebanyak 30 orang wisatawan asal Kabupaten Cianjur. Sebab, wisatawan belum menjalani vaksinasi. Menurut Rudy, pihaknya padahal sudah menyediakan layanan vaksinasi untuk wisatawan yang belum divaksin. Namun, puluhan wisawatan itu menolak ketika ditawarkan menjalani vaksinasi. "Bukannya kami menolak rejeki. Namun kami tak mau ada masalah. Jadi gak boleh masuk," kata dia.
Ia menyatakan, kunjungan wisatawan ke Taman Satwa Cikembulan Garut selama momen Nataru meningkat lebih dari 100 persen dibanding momen akhir pekan biasa. Menurut dia, pada momen akhir pekan biasa, kunjungan wisatawan ke Taman Satwa Cikembulan rata-rata sekitar 300 orang per hari. "Pekan lalu, saat Natal itu kunjungan masih di bawah 1.000 orang. Namun pada tahun baru ini mencapai 1.000 orang," kata dia.
Rudy menyebut, kunjugan itu belum melampau kapasitas yang diperbolehkan, meski batasan maksimal hanya 50 persen dari kapasitas. Sebab, kapasitas maksimal di Taman Satwa Cikembulan dapat dikunjungi sekitar 7.000 orang. "Jadi kami masih jauh dari itu," kata dia.
Ia berharap, ke depannya aktivitas pariwisata di Kabupaten Garut dapat kembali bergeliat seperti sebelum terjadi pandemi Covid-19. Namun, wisatawan juga tetap mesti menerapkan prokes dan sudah divaksin. "Soalnya vaksin itu sudah jadi kebutuhan. Jangankan ke taman satwa, ke manapun sekarang harus sudah vaksin," kata dia.