Ahad 02 Jan 2022 19:26 WIB

Gubernur Mahyeldi Instruksikan Optimalisasi Fasilitas dan Layanan Masjid Raya Sumbar

Diharapkan masjid unik tanpa kubah tersebut menjadi acuan nasional dan dunia.

Red: Hiru Muhammad
Pasca terpilihnya Masjid Raya Sumatera Barat sebagai satu dari tujuh masjid di dunia yang memenangkan penghargaan Abdullatif Al Fozan Award atau AFAMA, Gubernur Sumbar Buya Mahyeldi mengintruksikan kepada OPD terkait agar meningkatkan pelayanan dan fasilitas yang ada di masjid kebanggaan Sumbar tersebut.
Foto: istimewa
Pasca terpilihnya Masjid Raya Sumatera Barat sebagai satu dari tujuh masjid di dunia yang memenangkan penghargaan Abdullatif Al Fozan Award atau AFAMA, Gubernur Sumbar Buya Mahyeldi mengintruksikan kepada OPD terkait agar meningkatkan pelayanan dan fasilitas yang ada di masjid kebanggaan Sumbar tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG--Pasca terpilihnya Masjid Raya Sumatera Barat sebagai satu dari tujuh masjid di dunia yang memenangkan penghargaan Abdullatif Al Fozan Award atau AFAMA, Gubernur Sumbar Buya Mahyeldi mengintruksikan kepada OPD terkait agar meningkatkan pelayanan dan fasilitas yang ada di masjid kebanggaan Sumbar tersebut.

Tidak tanggung-tanggung, Buya Mahyeldi menginginkan agar keberadaan Masjid unik tanpa kubah tersebut menjadi acuan nasional dan dunia. Sehingga fasilitas dan pelayanan di Masjid Raya Sumbar tidak kalah dengan hotel bintang lima. Terutama untuk kebersihan toilet, tempat berwudhu dan pelayanan kepada jamaah.

Baca Juga

"Dengan masuknya Masjid Raya Sumbar dalam 7 masjid terbaik di dunia, maka akan jadi objek pembicaraan dan kunjungan. Diharapkan fasilitas dan kebersihan masjid serta sarana pendukung lainnya disiapkan sebaik mungkin. Pelayanan harus bintang 5, jangan sampai kalah dengan hotel-hotel berbintang ternama," kata Buya Mahyeldi, saat mengikuti acara Subuh Mubarokah, di Masjid Raya Sumbar, Minggu (2/1).

Gubernur juga minta agar di Masjid Raya Sumbar disiapkan satu ruangan khusus sebagai tempat bagi pengunjung mendapatkan segala informasi tentang masjid yang peletakan batu pertamanya dilakukan pada 21 Desember 2007 oleh Gubernur Sumatera Barat waktu itu, Gamawan Fauzi.