REPUBLIKA.CO.ID,AMSTERDAM – Ratusan warga Belanda menggelar unjuk rasa menentang penerapan karantina wilayah (lockdown) dan kebijakan vaksinasi Covid-19. Aksi tersebut dilaksanakan di tengah larangan demonstrasi dalam rangka mengekang penyebaran virus korona.
Demonstrasi digelar di Amsterdam’s Museum Square. Samen voor Nederland (Bersama untuk Belanda) adalah kelompok yang menginisiasi aksi unjuk rasa tersebut. Massa meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah seperti “Tidak untuk fasisme” dan “tidak untuk kediktatoran”.
Sebagian peserta aksi turut membentangkan spanduk bertuliskan “Berhenti mengendalikan bumi” dan “Pemerintah adalah musuh nomor satu rakyat”. Dalam demonstrasi tersebut, sebagian besar massa tak mengenakan masker dan mengabaikan aturan tentang jarak sosial.
Karena adanya larangan demonstrasi dalam rangka menekan penyebaran Covid-19, aparat keamanan diterjunkan untuk membubarkan massa. Bentrokan pun sempat terjadi. Setidaknya empat petugas terluka, sementara setidaknya 30 demonstran ditangkap.
Belanda menerapkan kembali lockdown pada 19 Desember tahun lalu. Restoran, salon, pusat kebugaran, museum, dan tempat-tempat umum lainnya diperintahkan tutup. Hanya toko-toko esensial diizinkan beroperasi. Pertemuan publik lebih dari dua orang pun dilarang di bawah peraturan lockdown saat ini.
Lockdown bakal tetap diterapkan hingga 14 Januari mendatang. Sama seperti beberapa negara Eropa lainnya, Belanda memutuskan memberlakukan lagi lockdown untuk mencegah gelombang baru Covid-19 yang didorong oleh varian Omicron. Di Prancis, Omicron telah menjadi varian atau kasus dominan.
Sejauh ini Belanda sudah mencatatkan 3,15 juta kasus Covid-19 dengan korban meninggal mencapai 20.951 jiwa.