Senin 03 Jan 2022 06:28 WIB

Eks Menteri Israel Serukan Bunuh Pemimpin Tinggi Hamas

Pemimpin Hamas diserukan eks menteri Israel untuk dibunuh.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Muhammad Hafil
 Eks Menteri Israel Serukan Bunuh Pemimpin Tinggi Hamas. Foto:  Pejuang Hamas, ilustrasi
Eks Menteri Israel Serukan Bunuh Pemimpin Tinggi Hamas. Foto: Pejuang Hamas, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Seorang mantan menteri Israel telah menyerukan agar militer melakukan pembunuhan terhadap para pemimpin tinggi Hamas. Mantan Menteri Komunikasi Ayoub al-Qara dalam sebuah wawancara dengan televisi Israel, Channel 14 mengatakan, seruan pembunuhan tersebut sebagai tanggapan atas tembakan roket dari Jalur Gaza.

"Sudah waktunya mengirim Ismail Haniyeh dan Yahya Sinwar untuk bertemu (mantan pemimpin Hamas Abdul Aziz) al-Rantisi dan (pendiri Hamas Ahmad) Yasin," kata al-Qara.

Baca Juga

Israel membunuh mantan pemimpin Hamas, Abdul Aziz al-Rantisi dan pendiri Hamas, Ahmad Yasin pada 2004. Al-Qara yang merupakan anggota Partai Likud mengatakan, jika Israel tidak menanggapi tembakan roket Hamas, maka akan menjadi pukulan fatal bagi pasukan Israel.

"Ini akan mendorong Hamas dan kelompok lain di Gaza untuk terus menembaki warga Israel," kata al-Qara, dilansir Middle East Monitor, Senin (3/1).

Sejumlah pesawat tempur Israel melakukan serangan udara di beberapa pos keamanan Hamas di Gaza Sabtu (1/1) malam. Tank-tank Israel juga menembaki empat menara observasi Kementerian Dalam Negeri yang dikelola Hamas di Gaza utara. 

Sejauh ini, tidak ada korban luka yang dilaporkan dalam serangan itu. Menurut tentara Israel, serangan tersebut merupakan tanggapan atas tembakan roket dari Gaza.

Sejauh ini, tidak ada tembakan roket lintas perbatasan sejak Israel dan Hamas melakukan gencatan senjata untuk mengakhiri perang 11 hari pada Mei lalu. Gencatan senjata itu ditengahi oleh Mesir dan mediator lainnya. Hamas mengatakan, Israel tidak mengambil langkah serius untuk meringankan blokade yang diberlakukan di Gaza. 

Kelompok militan lainnya seperti Jihad Islam mengancam eskalasi militer, jika Israel tidak mengakhiri penahanan administratif seorang tahanan Palestina yang telah melakukan mogok makan selama lebih dari 130 hari. Sementara pada Rabu (29/12), militan Palestina di Gaza menembak dan melukai seorang warga sipil Israel di dekat pagar keamanan. Kemudian Israel menanggapi dengan tembakan tank yang menargetkan beberapa situs Hamas, sehingga terjadi baku tembak pertama dalam beberapa bulan. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement