Senin 03 Jan 2022 06:36 WIB

Kapan Harus Khawatir dengan Kehilangan Ingatan?

Penyakit lupa banyak mendapat perhatian.

Rep: Santi Sophia/ Red: Muhammad Hafil
 Kapan Harus Khawatir dengan Kehilangan Ingatan?. Foto:  Ilustrasi Pikun
Kapan Harus Khawatir dengan Kehilangan Ingatan?. Foto: Ilustrasi Pikun

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjadi pelupa atau sering lupa akan suaru hal tidak selalu terkait dengan kondisi mengkhawatirkan, meskipin kerap menjengkelkan bagi sebagian orang. Tetapi jika kondisi lupa tampak semakin parah, atau orang terdekat mulai menyebutkan vahwa mereka melihat perubahan, maka mungkin inilah saatnya untuk mulai memperhatikan kondisi hilang ingatan.

"Karena akhir-akhir ini begitu banyak perhatian yang diberikan pada populasi baby boomer yang menua, saya pikir penyakit Alzheimer mendapat banyak perhatian, yang membuat banyak orang percaya bahwa mereka mungkin memiliki kondisi tersebut," kata Dr Suzanne Salamon, kepala asosiasi divisi gerontologi di Beth Israel Deaconess Medical Center kepada Harvard Health Publishing, dilansir Health Digest.

Baca Juga

Penyakit Alzheimer mungkin menjadi salah satu alasan terkait kondisi hilang ingatan. Tetapi sebelum berasumsi dan mendiagnosis diri sendiri, ketahuilah bahwa kehilangan ingatan bisa menjadi bagian dari proses penuaan alami, menurut MayoClinic. 

Orang  mungkin harus mulai membuat lebih banyak daftar tugas atau menulis lebih banyak pengingat dengan ditempel. Tetapi selama merasa dapat menjalani kehidupan yang aman dan produktif, maka tidak ada alasan untuk khawatir.

Jika itu bukan tanda penuaan, maka ada penyakit lain yang perlu dipertimbangkan. Hal ini umumnya terkait dengan kehilangan memori.

Healthline menyatakan bahwa tanda awal demensia dapat meningkatkan kelupaan Tetapi jika itu adalah gejala yang terisolasi, maka demensia mungkin bukan satu-satunya kemungkinan. Jika peningkatan kelupaan Anda dipasangkan dengan gejala lain seperti kesulitan menemukan kata-kata yang tepat, apatis, dan kebingungan, maka itu boleh jadi sudah butuh bantuan medis.

Tergantung pada apa yang menyebabkan kehilangan ingatan, itu tidak selalu permanen. MayoClinic mencantumkan kekurangan vitamin D, cedera kepala ringan, hipotiroidisme, dan gangguan emosional seperti stres dan kecemasan sebagai kemungkinan untuk kehilangan memori sementara. 

"Orang-orang harus menyadari bahwa mereka memiliki kontrol lebih dari yang mereka pikirkan, bahwa sepertiga dari kehilangan memori adalah genetika, itu berarti kita memiliki potensi untuk mempengaruhi komponen besar dari penuaan otak kita," catat Gary Small, MD, penulis buku "The Memory Bible: An innovative Strategy for Keeping Your Brain Young kepada WebMD.

Ya, jika terus-menerus lupa menaruh kunci atau lupa hari ulang tahun, misalnya  memang menyebalkan. Tetapi kecuali jika melakukannya lebih sering dari biasanya, atau mengalamj gejala lain yang mengganggu, boleh jadi ini bukan waktu yang tepat untuk mulai mengkhawatirkan kehilangan ingatan. Meskipun hanya untuk memastikan, penting menghubungi orang yang dicintai dan menanyakan apakah mereka melihat adanya perubahan. Atau buatlah janji dengan dokter saat merasa ingatan telah memengaruhi kualitas kehidupan sehari-hari.

Sumber:

https://www.healthdigest.com/451970/this-new-tool-may-predict-your-risk-of-dementia/

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement