Senin 03 Jan 2022 06:56 WIB

Dudung Versus Bahar Berimbas Danrem Suryakencana Turun Gunung

Kasus Bahar di Polda Jabar diduga terkait Dudung yang sebut Tuhan bukan orang Arab.

Rep: Erik PP/Flori Anastasia Sidebang/Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Komandan Korem (Danrem) 061/Suryakancana, Brigjen Achmad Fauzi.
Foto: Dok Penrem SK
Komandan Korem (Danrem) 061/Suryakancana, Brigjen Achmad Fauzi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jenderal bintang satu itu datang dengan mobil dinas dan pengawalan ketat. Dia pun akhirnya berdebat dengan sang tuan rumah, yaitu Bahar bin Smith. Brigadir Jenderal (Brigjen) Achmad Fauzi sengaja mendatangi Pondok Pesantren (Ponses) Tajul Alawiyyin di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Jumat (31/12).

Fauzi menjabat sebagai Komandan Korem (Danrem) 061/Suryakancana. Tempat tinggal Bahar termasuk wilayah teritorial Korem Suryakencana. Pada hari terakhir menjelang pergantian tahun 2022, Fauzi dan Bahar berdebat keras terkait penyelidikan kasus dugaan ujaran kebencian yang ditangani Polda Jawa Barat (Jabar).

Baca Juga

Dari video yang berbedar, terlihat jika konflik yang melibatkan keduanya terkait dengan Jenderal Dudung Abdurachman. Hal itu terkait pernyataan Dudung di podcast Deddy Corbuzier yang menyatakan, "ia berdoa memakai bahasa Indonesia, karena Tuhan bukan orang Arab". Hal itu kemudian dibalas Bahar yang mengadakan ceramah, yang menyebut "Dudung masih menyembah pohon jika tidak ada ulama atau habib Arab".

Atas video yang viral tersebut, Bahar dilaporkan Husin Shihab ke Polda Metro Jaya. Namun, kasusnya kini ditangani Polda Jabar, karena locus ceramah Bahar di Kabupaten Bandung. Berikut sebagian perdebatan antara Bahar dan Fauzi terkait dengan Dudung.

"Bapak sebagai ulama harus hati-hati ngomong," kata Fauzi mengingatkan.

"Loh saya meluruskan supaya bener. Supaya nggak salah, harus diluruskan dong. Kok kita yang hati-hati bagaimana. Ini masalah akidah. Saya meluruskan pernyataan Dudung. Dia salah, harus diluruskan,” kata Bahar seketika merespon.

Kemudian, Fauzi mengaku datang meminta Bahar tidak lari dari panggilan penyelidikan Polda Jabar. "Kalau tidak datang dijemput masalahnya," kata Fauzi sambil memegang tongkat komando.

"Ndak ada urusan, saya bakal datang, yang jemput polisi, bukan Bapak dong," kata Bahar.

"Tapi ini wilayah saya, tugas saya menjaga stabilitas wilayah saya," kata abiturien Akmil 1995 tersebut.

"Bapak mau datang shock terapy saya, saya gak ada urusan," ucap Bahar.

Kepala Penerangan Korem (Kapenrem) 061/Suryakencana, Mayor Ermansyah mengatakan, alasan kedatangan bosnya ke kediaman Bahar untuk mengingatkan ceramahnya yang diduga menyinggung pimpinan TNI. Ermansyah menegaskan, Fauzi datang secara baik-baik.

"Pertama, kedatangan Danrem itu menyampaikan pesan kepada Habib Bahar perihal isi ceramahnya yang viral, karena menyinggung institusi kami," ujarnya di Kabupaten Bogor, Ahad (2/1).

Menurut dia, Bahar sebaiknya ketika ceramah tidak membawa-bawa TNI. Apalagi, dalam cerimah sampai menghina KSAD Jenderal Dudung.

"Nah, Danrem  menyampaikan kalau ke depan dalam ceramah, janganlah ada unsur provokatif, menyinggung institusi kami (TNI), apalagi menjelekkan dan menghina pimpinan kami, Jenderal TNI Dudung Abdurahman. Ini akan meresahkan masyarakat. Itu yang disampaikan," kata Ermansyah melanjutkan.

Anggota Komisi I DPR Fadli Zon menyoroti langkah perwira tinggi TNI AD yang mendatangi ponsep Bahar. Menurut dia, langkah Fauzi itu tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun. "Seharusnya aparat TNI bisa memahami tupoksinya. Jelas telah melewati batas," katanya lewat akun Twitter, @fadlizon.

Baca juga : Hari Ini, DKI Mulai PTM dengan Kapasitas 100 Persen

Sementara itu, pengacara Bahar bin Smith, Aziz Yanuar menjelaskan jika kliennya mendapat serangan teror, yaitu kiriman kardus berisi tiga balok dan tiga kepala anjing yang masih berlumuran darah. Menurut Aziz, di atas kardus tertulis pesan "jangan dibuka". Kardus itu dikirim ke Ponpes Tajul Alawiyin di Kemang, Kabupaten Bogor.

Aziz pun meminta meminta polisi mengusut tuntas teror tersebut. Dia juga mendorong organisasi Animal Defender menjadikan peristiwa itu sebagai isu besar. Alasannya, beberapa waktu lalu di Aceh, satu anjing ditangkap Satpol PP lalu mati, dipermasalahkan dan menjadi isu nasional.

"Bahwa kami meminta kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas tindakan teror pengecut oleh 'teroris asli' pembenci kebenaran yang dilakukan di kediaman Bahar bin Smith di Pondok Pesantren Tajul Alawiyin Bogor," kata Aziz di Jakarta, Ahad.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement