Perluasan Pertashop di Jateng-DIY Meningkat Signifikan
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Masyarakat mengisi BBM jenis Pertamax di Pertashop (ilustrasi) | Foto: Republika/Bayu Adji P
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Perluasan Pertashop sebagai solusi kebutuhan energi masyarakat pedesaan di wilayah kerja Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menunjukkan capaian yang sangat menggembirakan.
PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah (RJBT) mencatat, sepanjang tahun 2021, pertambahan Pertashop mencapai 821 unit atau hampir mencapai sembilan kali lipat dari tahun sebelumnya.
Jika sampai dengan tahun 2020 baru ada sebanyak 104 unit Pertashop, hingga tutup tahun 2021 beberapa waktulalu, telah berdiri total sebanyak 931 unit Pertashop di wilayah Jawa Tengah dan DIY.
"Dari sisi capaian, pertambahan Pertashop di wilayah Jawa Tengah dan DIY ini tentu sangat positif,”" ungkap Area Manager Communication, Relations & Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina Patra Niaga RJBT, Brasto Galih Nugroho, di Semarang, Senin (3/1).
Menurutnya, jumlah Pertashop di wilayah kerja Pertamina Patra Niaga RJBT tersebut masih akan terus bertambah, seiring dengan komitmen Pertamina guna mewujudkan pemerataan energi yang berkualitas dan berkeadilan bagi masyarakat.
Khususnya di kawasan pedesaan atau wilayah yang pelosok yang selama ini masih jauh dari jangkauan akses BBM dan LPG, guna mendukung kebutuhan sehari- hari.
Brasto juga menjelaskan, Pertashop kali pertama diperkenalkan pada awal tahun 2020 sebagai salah satu solusi yang dihadirkan Pertamina dalam memeratakan energi, khususnya untuk daerah- daerah pedesaan atau yang belum terjangkau SPBU.
Dasarnya nota kesephaman antara Kementerian Dalam Negeri bersama dengan Pertamina untuk mendorong desa-desa di Indonesia mendirikan Pertashop.
Dengan ukuran instalasi yang tidak terlalu besar dan tidak membutuhkan lahan yang luas, membuat Pertashop mampu menembus pedalaman sehingga energi kian mudah dijangkau oleh masyarakat.
Sejak awal kehadirannya, Pertashop terus memperoleh respons positif dan dukungan dari berbagai kalangan, di antaranya beberapa kementerian, kepala daerah, perbankan, pengusaha, konsumen maupun masyarakat.
Dalam perjalanannya, pada tahun 2021 menjadi tahun perkembangan Pertashop yang paling pesat. Capaian tersebut tercipta berkat sinergi dan kerjasama antara Pertamina dengan berbagai pihak, salah satunya adalah dukungan pemerintah.
Salah satunya karena Pertamina juga mampu menggaet dukungan dari perbankan melalui program permodalan, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada pengusaha yang berminat untuk mendirikan Pertashop.
Ia berharap dukungan terkait perluasan Pertashop tersebut juga masih akan terus mengalir. "Sehingga percepatan Pertashop akan semakin pesat lagi di tahun mendatang dan mampu mewujdukan pemerataan energi di Indonesia," katanya.
Brasto juga menyampaikan, sejak awal Pertamina telah mengusung program One Village One Outlet (OVOO) di mana satu desa atau kecamatan tersedia Pertashop. Untuk itu Pertamina terus membuka kesempatan investasi bagi pengusaha maupun Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) yang tertarik untuk menjalankan usaha Pertashop.
Karena Pertashop telah menjadi salah satu model usaha baru yang memberikan multiplyer effect, khususnya bagi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang berada di perdesaan.
"Dengan hadirnya Pertashop, tidak hanya masyarakat semakin dimudahkan dalam memperoleh BBM, tapi juga menjadi ladang usaha yang menguntungkan bagi pengusaha lokal serta membuka lapangan pekerjaan," katanya.