REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Situs surat kabar Israel, Jerusalem Post pada Senin (3/1) diretas, di tengah peringatan insiden kematian komandan tertinggi Garda Revolusi Republik Islam Iran (IRGC), Qassem Soleimani. Jerusalem Post mengatakan, peretasan ini ancaman nyata bagi Israel.
Peretasan terjadi ketika situs Jerusalem Post tidak menampilkan halaman berita utama. Situs tersebut justru menampilkan ilustrasi yang mengingatkan pada insiden pembunuhan Soleimani. Komandan tertinggi pasukan elite itu terbunuh dalam serangan pesawat tak berawak AS ketika berada di Baghdad, Irak pada 2020.
Ilustrasi tersebut menunjukkan sebuah benda berbentuk peluru yang keluar dari cincin merah yang dikenakan di sebuah jari. Cincin merah itu merupakan ciri khas cincin yang digunakan Soleimani.
The Jerusalem Post mengatakan, mereka sedang berupaya menyelesaikan masalah peretasan tersebut. “Kami menyadari peretasan situs web kami, merupakan ancaman langsung (ke) Israel,” kata pernyataan Jerusalem Post.
Iran telah meminta PBB mengambil tindakan resmi terhadap AS atas pembunuhan komandan pasukan elit Garda Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) Qassem Soleimani. Dalam sebuah surat kepada Majelis Umum PBB, departemen hukum kantor kepresidenan Iran menyerukan agar PBB mengeluarkan resolusi untuk mengutuk Pemerintah AS dan mencegah langkah serupa di masa depan.
"Pemerintah AS selama bertahun-tahun menunjukkan unilateralisme yang berlebihan dalam tindakan mereka, dan memberi mereka kekuatan untuk melanggar hukum dan perjanjian internasional," ujar isi surat tersebut, dilansir Aljazirah.