REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Sekitar 30 batu nisan di pemakaman Muslim di kota Iserlohn, Jerman barat laut dirusak. Hal itu dikonfirmasi polisi Jerman pada Sabtu (1/1).
Pengrusakan itu terjadi Jumat malam atau Sabtu pagi, menurut pernyataan jaksa dan departemen kepolisian Hagen. Pihak berwenang mengeluarkan permintaan informasi dari siapa saja yang menyaksikan vandalisme atau memiliki informasi yang dapat membantu penyelidikan. Serangan itu terjadi di tengah meningkatnya kasus Islamofobia di Jerman dalam beberapa tahun terakhir.
Baca: UEA Larang Warga Belum Vaksinasi Pergi ke Luar Negeri
Secara terpisah, Kementerian Luar Negeri Turki menyatakan "prihatin" tentang insiden tersebut. Dikatakan serangan pada malam tahun baru adalah "indikator baru mentalitas Islamofobia yang sakit yang telah meningkat terutama di Eropa dan bahkan menargetkan kuburan Muslim."
Kementerian mendesak pejabat menemukan "pelaku serangan ini" dan mereka "dibawa ke pengadilan dan diberi hukuman yang pantas". Ia juga meminta pihak berwenang untuk "mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah insiden seperti itu terjadi."
Baca: India Gencar Vaksinasi Remaja Demi Antisipasi Covid-19 Omicron
Menurut "Laporan Islamofobia Eropa 2020" yang baru-baru ini diterbitkan, total 901 kejahatan Islamofobia didaftarkan oleh Kantor Polisi Kriminal Federal di Jerman pada tahun 2020. Delapan belas demonstrasi anti-Islam diadakan dan 16 diorganisir oleh gerakan rasis PEGIDA di Jerman pada tahun yang sama.
Selain itu, pada 2020 terjadi peningkatan Islamofobia online ketika lockdown akibat virus Covid-19 diberlakukan di seluruh Eropa.
Baca: Kuba Rayakan Ulang Tahun Revolusi Ke-63