Senin 03 Jan 2022 23:27 WIB

PTM Dimulai, Legislator: Orang Tua Jangan Ragu Anaknya Divaksin

Legislator meminta orang tua segera memberikan vaksin Covid untuk anak-anak mereka.

Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian.
Foto: Istimewa
Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengizinkan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di daerah dengan level PPKM 1,2 dan 3 mulai Januari 2022. Wakil Ketua Komisi X DPR, Hetifah Sjaifudian, meminta orang tua tidak ragu lagi untuk segera mendapatkan vaksinasi Covid-19 untuk anak-anak mereka.

"Saya mendorong agar orang tua segera melakukan vaksinasi Covid-19 pada anak. Sekarang banyak vaksinasi serentak untuk usia anak dan remaja. Gratis dan mudah," kata Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian, Senin (3/12).

Baca Juga

Hetifah menegaskan, vaksinasi Covid-19 merupakan hal yang penting untuk menunjang berjalannya PTM. Dia menambahkan, vaksin bukan hanya kepada pendidik dan tenaga kependidikan saja (PTK).

"Namun juga orang tua dan murid. PTM bebas Covid-19 tidak akan berhasil dilaksanakan jika salah satu pihak belum divaksin," ujarnya.

Hetifah optimistis penanganan Covid-19 bisa lebih sukses dengan semakin banyaknya anak-anak yang disuntik vaksin, terlebih tren kasus belakangan ini menurun. "Saya optimis, tentu jika protokol kesehatan dijalankan dengan ketat," ucapnya.

Hal senada dikatakan oleh Pakar epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Laura Navika Yamani. Ia menegaskan, vaksin menjadi syarat anak bisa mengikuti sekolah luring. 

"Jika aturan ini tegas, maka orang tua murid akan mempertimbangkan bahwa vaksin penting," katanya.

Selain itu, kata dia, pihak sekolah harus memberikan penjelasan terkait pentingnya vaksin agar tidak menjadi terpaksa untuk divaksin tetapi betul-betul sukarela. "Vaksin salah satu cara untuk memastikan bahwa masing-masing anak memiliki kekebalan awal terhadap Covid-19," ujarnya.

Navika mengatakan, dari data evaluasi menunjukkan bahwa orang yang sudah divaksin akan dapat mencegah keparahan ketika terinfeksi. "Iya tentu kelompok anak-anak di Indonesia cukup banyak. Ini akan lebih meningkatkan cakupan jika kelompok anak yang menjadi target vaksin banyak yang sudah divaksin," katanya lagi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement