REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Tahun 2022 baru saja dimulai. Secara khusus, pada ranah sepak bola, ada agenda besar di depan mata. Piala Dunia di Qatar bakal berlangsung pada 21 November hingga 18 Desember 2022.
Sejumlah tim berkelas sudah meraih tiket kompetisi tersebut. Namun, beberapa masih harus bertempur di sesi play-off. Laga play-off di zona Eropa paling menyedot perhatian. Kali ini formatnya berbeda jika dibandingkan dengan edisi sebelumnya. Sebanyak 12 tim memperebutkan tiga jatah tersisa.
Ke-12 tim itu, terdiri dari 10 runner-up setiap grup di kualifikasi. Dua lainnya berdasarkan peringkat di UEFA Nations League musim 2020/2021. Semuanya dibagi dalam tiga bagan semifinal.
Semifinal berlangsung pada Jumat (25/3) dini hari WIB. Di path A, ada Wales vs Austria dan Skotlandia vs Ukraina. Di path B, Rusia vs Polandia dan Swedia vs Republik Ceska. Patch C, Italia vs Makedonia Utara dan Portugal vs Turki.
Dari fakta di atas, sebuah bigmatch berpotensi terjadi di final. Italia bisa saja jumpa Portugal. Partai puncak play-off dimainkan pada Rabu (30/3) dini hari WIB.
Tapi terlebih dahulu, Gli Azzurri perlu melewati adangan Makedonia Utara. Kemudian Selecao das Quinas, julukan Portugal, harus mampu menyingkirkan Turki.
Bek tengah Italia, Leonardo Bonucci, antusias menyambut berbagai skenario di atas. Termasuk kemungkinan melawan Cristiano Ronaldo. Keduanya pernah berbagi kamar ganti di Juventus, selama tiga musim.
Kini Bonucci masih bertahan di Juve. Ronaldo sudah merapat ke Manchester United. Keduanya bakal berhadapan membela negara masing-masing.
"Kami harus berkonsentrasi pada apa yang kami lakukan di lapangan. Saya yakin, kami akan memainkan dua pertandingan hebat," kata palang pintu 34 tahun itu, kepada Rai Sport, dikutip dari Dailymail, beberapa hari lalu.
Gli Azzurri tak ingin mengulang kegagalan empat tahun lalu. Sebelumnya, para gladiator Negeri Pizza absen di Piala Dunia 2018 di Rusia. Sebagai salah satu negara besar di jagad sepak bola, fakta demikian bak sebuah kemunduran.
Apalagi, anak asuh Roberto Mancini baru saja berada di singgasana. Pada Juli 2021, pasukan biru mengangkat trofi Piala Eropa (Euro) 2020 di Stadion Wembley, London, Inggris. Terasa aneh jika kampiun Benua Biru absen di Qatar.
"Semuanya terlalu mudah selama Euro. Kami perlu sedikit menderita," ujar Mancini dikutip dari Football Italia.
Mancini belum memikirkan Portugal. Ia menunjukkan respek pada Makedonia Utara. Italia harus memberikan yang terbaik di semifinal, sebelum melihat apa yang akan terjadi nanti.
Beralih ke kubu Portugal. Skuad polesan Fernando Santos mencoba melupakan kegagalan menumbangkan Serbia di partai pamungkas kualifikasi di Grup A. Bernardo Silva dan rekan-rekan yang sempat memimpin, harus merelakan kursi singgasana direbut sang rival. "Kami memiliki play-off dan akan melakukan yang terbaik untuk lolos," ujar Silva dikutip dari uefa.com.
Portugal mempunyai catatan mentereng sepanjang mengikuti babak play-off Piala Dunia. Sebelumnya, skuad Os Navegadores pernah berada di fase ini pada 2010 dan 2014. Saat itu, Ronaldo dkk menyingkirkan Bosnia Herzegovina serta Swedia. Tapi, kali ini formatnya sedikit berbeda. Portugal perlu menghabisi dua lawan agar bisa terbang ke Qatar.
Apa pun hasilnya, para penikmat sepak bola, harus bisa menerima kenyataan. Aksi Ronaldo berpotensi tak terlihat di Piala Dunia kali ini. Sangat disayangkan, mengingat ia sudah memasuki usia senja, 36 tahun, dalam kariernya sebagai pemain. Pada saat bersamaan, juara Eropa, berpeluang menjadi penonton ajang kelas atas di Qatar.