Senin 03 Jan 2022 21:42 WIB

Ambisi Presiden Korsel untuk Berdamai dengan Korut

Secara teknis, saat ini Korsel dan Korut masih dalam kondisi berperang.

Rep: Fergi Nadira/Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
 Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kiri, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengangkat tangan setelah menandatangani pernyataan bersama di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Korea Selatan pada 27 April 2018.
Foto: AP/Korea Summit Press Pool
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, kiri, dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengangkat tangan setelah menandatangani pernyataan bersama di desa perbatasan Panmunjom di Zona Demiliterisasi, Korea Selatan pada 27 April 2018.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in berjanji menggunakan akhir masa jabatanya untuk menekan perdamaian secara resmi dengan Korea Utara (Korut). Upayanya tetap ia gencarkan meskipun Korut masih diam mengenai deklarasi damai antara kedua belah pihak.

"Pemerintah akan mengejar normalisasi hubungan antar-Korea dan jalan perdamaian yang tidak dapat diubah sampai akhir," kata Moon dalam pidato Tahun Baru terakhirnya sebelum masa jabatan lima tahunnya berakhir pada Mei, Senin (3/12) waktu setempat.

Baca Juga

"Saya berharap upaya dialog akan berlanjut di pemerintahan berikutnya juga," ujarnya menambahkan.

Baca: Negara-Negara Eropa Dikepung Kasus Covid-19 Omicron