REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi sebesar 3,7 persen sepanjang 2021. Adapun prediksi ini merupakan angka yang masih masuk ke dalam kisaran sasaran pemerintah.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, angka ini sudah merupakan usaha terbaik setelah mengalami pertumbuhan negatif pada kuartal I 2021 dan pelambatan kuartal III 2021 akibat meningkatnya kasus Covid-19 di Tanah Air.
"Kemungkinan pertumbuhan ekonomi (2021) hanya 3,7 persen. Kuartal I negatif dan kuartal III turun," ujar Sri Mulyani saat konferensi pers APBN KiTA 2021, Senin (3/1).
Pada kuartal I 2021, produk domestik bruto (PDB) Indonesia minus 0,71 persen. Pada kuartal selanjutnya ekonomi Tanah Air melesat 7,07 persen.
Namun pada Juli-September 2021, pertumbuhan ekonomi melambat menjadi 3,51 persen. "Kuartal IV semoga bisa mencapai lima persen. Jadi full year kisaran 3,5 sampai empat persen," ucap dia.
Sri Mulyani menyebut pandemi Covid-19 sangat memengaruhi kinerja perekonomian. Pada awal 2021, kasus positif Covid-19 naik karena tingginya mobilitas masyarakat saat liburan Hari Natal-Tahun Baru.
Kemudian pada kuartal III 2021, virus corona, varian delta membuat pemerintah terpaksa menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat.
"Kita berharap ini tidak terjadi pada 2022," ucap Sri Mulyani.