Selasa 04 Jan 2022 06:54 WIB

18 Ekor Anak Ular Kobra Ditemukan di Rumah Warga

Belasan anak ular kobra ditemukan di dapur, rak, jendela, kamar hingga bawah wastafel

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Bilal Ramadhan
Seekor ular kobra yang masuk ke permukiman warga berhasil ditangkap
Foto: Antara/Syaiful Arif
Seekor ular kobra yang masuk ke permukiman warga berhasil ditangkap

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Bogor, berhasil mengevakuasi 18 ekor anak ular kobra dalam sehari dari rumah warga di Kampung Tonggoh, Desa Gunungsari, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. Warga pun diimbau untuk menjaga kebersihan lingkungan untuk menghindari datangnya ular.

Sebanyak 18 ekor ular kobra tersebut dievakuasi pada Senin (3/1). Sang pemilik rumah, Anis, mengatakan penemuan ular tersebut berawal ketika ia hendak mengambil paku dari dalam plastik hitam.

Ketika menyentuh kumpulan paku, ia merasa memegang benda yang aneh. “Saya mau ambil paku, pas saya ambil kok rasanya lembek-lembek,” kata Anis, Senin (3/1).

Sontak, Anis langsung melepas tangannya dari dalam plastik. Kemudian terlihat plastik tersebur bergerak dan keluar dua ekor ular kecil dari plastik.

Kemudian, dirinya bersama warga sekitar menyisir seisi rumah dan ditemukan kembali anakan ular kobra di dapur, rak, jendela, kamar, hingga bawah wastafel. Ketika dihitung total ular yang ditemukan mencapai 11 ekor.

“Sudah ada 11 ular yang kita matiin. Karena takut kenapa-kenapa, ya kita telpon rescue. Soalnya ini bukan ular biasa, ular kobra,” tuturnya.

Sementara itu, Komandan Regu 2 Tim Rescue Pemadam Kebakaran Kabupaten Bogor, Muhamad Ridwan, setelah mendapatkan laporan warga pihaknya kembali melakukan penyisiran di dalam rumah. Hasilnya tujuh ekor anak ular kobra ditemukan di dalam rumah.

“Tadi kita temukan lagi dua ekor di dalam pojokan kamar dan sama warga lima ekor lagi. Jadi total sudah 18 ekor anak ular kobra,” ucap Ridwan.

Dia menjelaskan, pada akhir hingga awal tahun merupakan musim ular bertelur dan menetas. Sehingga, tim rescue pemadam kebakaran belakangan ini banyak mendapati laporan dari warga terkait temuan ular di permukiman.

“Memang siklus tahunannya ya, dari mulai Oktober, November, Desember dan puncaknya Desember musim bertelur dan menetasnya ular juga,” jelasnya.

Karena itu, ia mengimbau masyarakat menjaga kebersihan lingkungan. Terutama pada tumpukan barang dan saluran pembuangan air yang kerap menjadi tempat ular masuk ke rumah.

“Jadi ular itu mengikuti mangsanya. Kalau tumpukan barang biasanya jadi tempat tikus dan mengundang ular datang. Juga saluran air seperti di kamar mandi untuk dipastikan ditutup,” pungkas Ridwan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement