Selasa 04 Jan 2022 10:05 WIB

Lima Raksasa Dunia Sepakat Cegah Perang Nuklir

Untuk pertama kali anggota tetap Dewan Keamanan PBB serukan pencegahan senjata nuklir

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Christiyaningsih
 Polisi Rusia yang mengenakan topeng pelindung berbaris di depan rudal nuklir strategis Rusia RS-24 Yars yang bergerak di sepanjang jalan sebelum latihan malam parade militer Victory di Lapangan Merah, di Moskow, Rusia, 17 Juni 2020. Untuk pertama kali anggota tetap Dewan Keamanan PBB serukan pencegahan senjata nuklir.
Foto: EPA-EFE/SERGEI ILNITSKY
Polisi Rusia yang mengenakan topeng pelindung berbaris di depan rudal nuklir strategis Rusia RS-24 Yars yang bergerak di sepanjang jalan sebelum latihan malam parade militer Victory di Lapangan Merah, di Moskow, Rusia, 17 Juni 2020. Untuk pertama kali anggota tetap Dewan Keamanan PBB serukan pencegahan senjata nuklir.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Lima kekuatan nuklir global pada Senin (3/1) berjanji untuk mencegah penyebaran senjata atom dan menghindari konflik nuklir. Pernyataan bersama yang jarang terjadi ini mengesampingkan meningkatnya ketegangan Barat-Timur, dan menegaskan kembali tujuan dunia yang bebas nuklir.

"Kami sangat yakin  penyebaran lebih lanjut dari senjata semacam itu harus dicegah. Perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan tidak boleh diperangi," ujar pernyataan bersama anggota tetap Dewan Keamanan PBB yaitu China, Prancis, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat (AS), Selasa (4/1).

Baca Juga

Pernyataan itu dikeluarkan setelah peninjauan terakhir terhadap Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT) yang pertama kali berlaku pada 1970. Terlepas dari ketegangan besar antara China, Rusia, dan mitra Barat mereka, lima kekuatan dunia menilai penghindaran perang antara negara-negara pemilik senjata nuklir dan pengurangan risiko strategis sebagai tanggung jawab utama mereka.

"Kami bermaksud untuk mempertahankan dan lebih memperkuat langkah-langkah nasional untuk mencegah penggunaan senjata nuklir yang tidak sah atau tidak disengaja," kata pernyataan bersama tersebut.

Pernyataan itu juga berjanji untuk mematuhi artikel kunci dalam NPT, di mana negara-negara berkomitmen untuk pelucutan senjata nuklir secara penuh di masa depan. Senjata nuklir digunakan dalam pengeboman AS di Jepang pada akhir Perang Dunia II.

"Kami tetap berkomitmen pada kewajiban NPT, termasuk kewajiban Pasal 6 tentang perlucutan senjata secara umum dan lengkap di bawah kendali ketat," ujar pernyataan bersama tersebut.

Menurut PBB, sebanyak 191 negara telah bergabung dalam perjanjian NPT. Ketentuan-ketentuan dari kesepakatan tersebut memerlukan peninjauan ulang atas operasinya setiap lima tahun.

Rusia menyambut baik deklarasi pencegahan senjata dan nuklir. Rusia berharap deklarasi tersebut dapat mengurangi ketegangan global.

"Kami berharap dalam kondisi keamanan internasional yang sulit saat ini, persetujuan pernyataan politik semacam itu akan membantu mengurangi tingkat ketegangan internasional," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.

Wakil Menteri Luar Negeri China Ma Zhaoxu seperti dikutip oleh kantor berita resmi Xinhua mengatakan kesepakatan pencegahan senjata nuklir akan membantu meningkatkan rasa saling percaya. Termasuk menggantikan persaingan di antara kekuatan-kekuatan besar dengan koordinasi dan kerja sama.

Pernyataan bersama itu muncul ketika ketegangan antara Rusia dan AS yang semakin meningkat sejak Perang Dingin. Eskalasi ketegangan terjadi karena Rusia meningkatkan kehadiran militer di dekat perbatasan Ukraina. Rusia diduga akan melancarkan invasi ke Ukraina.

sumber : AFP/Channel News Asia
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement