REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Sejumlah outlet berita pro-demokrasi Hong Kong diminta untuk tutup. Mereka tidak dapat lagi beroperasi di tengah tindakan keras yang meningkat terhadap kebebasan berpendapat di Hong Kong.
Hong Kong pernah dikenal sebagai surganya perbedaan pendapat, termasuk kebebasan pers dan berekspresi yang tidak terlihat di China daratan. Namun tahun lalu, pemerintah pusat di Beijing telah melakukan tindakan keras yang menyebabkan penutupan outlet berita independen, penghapusan monumen untuk perbedaan pendapat, dan pemilihan umum yang dihadiri oleh politisi pro-Beijing.
Pendiri Citizen News mengatakan mereka akan berhenti terbit pada Selasa (4/1). Citizen News meyebut memburuknya kebebasan media di Hong Kong menempatkan mereka pada posisi yang mustahil.
“Kami semua sangat menyukai tempat ini. Sayangnya, apa yang ada di depan kita bukan hanya hujan lebat atau angin kencang, tetapi angin topan dan tsunami," kata Citizen News dalam sebuah pernyataan pada Ahad (2/1) ketika mengumumkan penutupan.