Selasa 04 Jan 2022 16:03 WIB

Buntut Kelakuan Kontraproduktif Lukaku

Bulan madu kedua Lukaku bersama The Blues awalnya berjalan lancar.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pemain Chelsea Romelu Lukaku merayakan setelah mencetak gol pembuka timnya selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Chelsea dan Brighton di Stadion Stamford Bridge di London, Inggris, Rabu, 29 Desember 2021.
Foto: AP/Alastair Grant
Pemain Chelsea Romelu Lukaku merayakan setelah mencetak gol pembuka timnya selama pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris antara Chelsea dan Brighton di Stadion Stamford Bridge di London, Inggris, Rabu, 29 Desember 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sesi wawancara berdurasi 25 menit antara Romelu Lukaku dengan Sky Italia mengguncang Chelsea. Sesi wawancara yang dilakukan pada bulan lalu dan baru diunggah pada akhir pekan lalu berisi pengakuan-pengakuan mengejutkan dari penyerang berjuluk Big Rom tersebut. Mulai dari penyesalannya dengan cara dia mengakhiri kerja sama dengan Inter Milan, keinginan kembali ke La Beneamata pada satu momen kariernya, hingga pengakuan Lukaku yang merasa tidak betah memperkuat The Blues. 

Poin terakhir tentu mengundang kegaduhan tersendiri buat kubu klub asal London Barat itu. Pelatih Chelsea, Thomas Tuchel, langsung merespon hasil wawancara Lukaku tersebut. Pernyataan-pernyataan itu, tutur Tuchel, justru menciptakan kegaduhan tersendiri di skuad The Blues. 

Baca Juga

Alih-alih membutuhkan ketenangan dan fokus untuk bisa terus meraih hasil maksimal di atas lapangan, Chelsea malah dihantam pernyataan kontroversial dan kontraproduktif striker berusia 28 tahun tersebut. Pelatih asal Jerman itu tidak mau kehilangan muka, apalagi otoritasnya, di depan publik.

Sebuah ''sanksi'' telah disiapkan Tuchel buat Lukaku. Eks striker Manchester United itu dicoret dari skuad The Blues kala menerima lawatan Liverpool pada pekan ke-21 Liga Primer Inggris, Ahad (2/1) malam WIB. 

Pascalaga yang berakhir imbang, 2-2, tersebut, Tuchel menyebut, polemik Lukaku ini belum sepenuhnya berakhir. Skenario yang muncul adalah Lukaku bisa mendapatkan sanksi tambahan lain. Pun tanpa menutup kemungkinan buat Chelsea untuk melepas eks striker Everton itu pada bursa transfer pemain, baik pada pertengahan musim ini ataupun awal musim depan. 

Opsi lain adalah Chelsea memaafkan Lukaku atas segara pernyataan kontroversialnya dan tetap mempertahankannya setidaknya hingga kontraknya berakhir pada 2026 mendatang. Rencananya, Tuchel akan menggelar pertemuan dengan manajemen klub untuk membahas kontroversi Lukaku pada Senin (3/1) waktu setempat. Eks pelatih Paris Saint Germain (PSG) itu menegaskan, semua akan ditentukan dalam sebuah pertemuan tertutup dan lewat mekanisme internal di tubuh Chelsea. 

''Dia adalah pemain kami. Jadi, masih ada peluang untuk dia kembali. Kami akan menjernihkan semuanya secara tertutup. Begitu kami telah mengambil keputusan, Romelu akan mengetahuinya, dan Anda juga akan mengetahuinya. Namun, hal ini tidak akan didiskusikan pada saat ini,'' kata Tuchel kepada Sky Sports, Selasa (4/1). 

Bulan madu kedua Lukaku bersama The Blues sepertinya berjalan lancar. Penyerang timnas Belgia itu terlihat begitu sesuai dengan upaya Tuchel untuk meningkatkan performa lini serang The Blues. Tuchel, yang membutuhkan penyerang baru sebagai ujung tombak sekaligus target man dan mengamankan bola di sepertiga akhir lapangan, menemukan sosok itu di Lukaku. 

Pertimbangan The Blues merekrut kembali Lukaku tentu berpangkal pada performa impresif penyerang yang pernah memperkuat The Blues pada 2011 hingga 2014 selama dua musim memperkuat Inter Milan. Total, 64 gol dari 95 penampilan di semua ajang disumbangkan Lukaku buat La Beneamata. Puncaknya, Lukaku mempersembahkan titel Scudettto buat Inter Milan pada musim lalu. 

Di tujuh laga awal memperkuat Chelsea di semua ajang pada awal musim ini, Lukaku mencetak empat gol, termasuk di laga debutnya saat Chelsea membungkam Arsenal, 2-0, pertengahan Agustus silam. Namun, situasi mulai berubah. Lukaku mengalami cedera otot kaki pada akhir Oktober, tepatnya kala merumput di laga kontra Malmo di penyisihan Grup H Liga Champions. Akibat cedera tersebut, Lukaku absen di lima laga di semua ajang. Begitu pulih dari cedera, Lukaku kehilangan tempat di tim inti The Blues. Pada saat itu, Tuchel menilai, Lukaku mengalami kelelahan mental dan penurunan kondisi kebugaran akibat terlalu banyak merumput, terutama bersama timnas Belgia. 

Kondisinya kian sulit buat Lukaku usai terpapar Covid-19. Akibatnya, Lukaku absen di tiga laga di semua ajang pada sepanjang pertengahan Desember. Usai pulih dan dinyatakan negatif Covid-19, Lukaku akhirnya kembali diturunkan kala The Blues menghadapi Aston Villa, akhir bulan lalu. Dalam kemenangan, 3-1, atas Aston Villa tersebut, Lukaku menyumbang satu gol dan satu assist. Begitu pula saat Lukaku kembali dipercaya tampil penuh di laga kontra Brighton. 

Lukaku membuka keunggulan Chelsea di laga itu ke-28. Kendati begitu, Tuchel mengakui sempat sedikit mengambil resiko terkait kondisi Lukaku. Tuchel tidak mengindahkan anjuran tim medis, yang sebenarnya meminta Lukaku hanya boleh diturunkan selama 45 menit. Di titik ini, Tuchel rasanya sudah memberikan semua kesempatan kepada Lukaku untuk bisa membuktikan kemampuannya setelah didera cedera dan positif Covid-19. 

Namun, di sisi lain, Lukaku justru merasa ditepikan oleh eks pelatih Borussia Dortmund tersebut selama periode tersebut. Rasanya, tidak ada alasan buat Lukaku untuk merasa tidak kerasan di Chelsea. Di titik ini, mantan pelatih Liverpool, Graeme Souness, menilai, Lukaku berhutang permohonan maaf terhadap Tuchel dan Chelsea atas pernyataan kontroversialnya tersebut. 

Lukaku, tutur Souness, tidak menghormati pelatih, klub, dan rekan-rekan setimnya lewat pernyataan tersebut. Bahkan, Souness menganjurkan, Chelsea lebih baik melepas Lukaku. Di sisi lain, Lukaku sempat berniat untuk kembali ke Inter Milan dan mengungkapkan rasa terima kasih dan kecintaannya kepada fans I Nerazzurri. Namun, cinta Lukaku itu agaknya bertepuk sebelah tangan. 

Lewat spanduk yang dibentangkan di salah satu sudut kota Milan, fans La Beneamata sudah merelakan kepergiaan Lukaku. Begitu pula dengan sikap klub, yang dilontarkan oleh CEO Inter Milan, Giuseppe Marotta. Marotta menyebut, di atas lapangan, tidak ada perbedaan antara Lukaku, yang dilepas dengan total banderol transfer mencapai 115 juta euro, dengan Edin Dzeko, yang didatangkan secara gratis dari AS Roma. Ini merupakan sinyal penolakan secara halus dari La Beneamata terkait kemungkinan merekrut kembali Lukaku. 

Dengan segala kontroversi yang ditimbulkan Lukaku, Tuchel sepertinya bisa menarik kembali ucapannya pada Oktober 2021 silam. Pada saat itu, pelatih berusia 48 tahun itu membandingkan cara kerja di PSG dengan Chelsea. 

''Di PSG, saya sepeti menteri olahraga yang mengurusi berbagai hal. Jauh lebih mudah melatih Lukaku, ketimbang melatih Neymar ataupun Kylian Mbappe,'' tutur Tuchel kepada La Gazzetta dello Sports, Oktober sila,. Di PSG, yang dipenuhi pemain-pemain bintang seperti Neymar dan Kylian Mbappe, Tuchel harus berurusan dengan berbagai pihak, terutama dengan keluarga pemain dan agen. Di Chelsea, Tuchel mengaku jauh lebih tenang dan tidak lagi berurusan dengan persoalan-persoalan teknis di luar lapangan. Kendati begitu, waktu membuktikan, ternyata Tuchel salah.

Klasemen Premier League Musim 2024
Pos Team Main Menang Seri Kalah Gol -/+ Poin
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement