REPUBLIKA.CO.ID, DELHI -- Polisi di dua negara bagian India telah mendaftarkan kasus aplikasi yang membagikan foto lebih dari 100 perempuan Muslim diduga sedang dijual. Terdakwa termasuk pengembang aplikasi dan akun Twitter yang membagikan gambar serta konten.
Aplikasi open source bernama Bulli Bai di-hosting di platformGitHub ini pun telah dihapus. Jurnalis BBC Ismat Ara merupakan sosok yang melakukan pengaduan kepada polisi di Delhi pada akhir pekan. Nama dan foto Ara muncul di aplikasi Bulli Bai. Ia menggugat dengan tuduhan pelecehan seksual dan mempromosikan permusuhan atas dasar agama.
Polisi di Mumbai mengajukan kasus itu terhadap beberapa akun Twitter dan pengembang aplikasi berdasarkan keluhan dari perempuan lain di daftar Bulli Bai. Para perempuan ini termasuk beberapa jurnalis, aktivis, aktris Bollywood pemenang penghargaan, dan bahkan ibu dari seorang mahasiswa yang hilang pada 2016. Banyak perempuan yang fotonya diunggah di aplikasi Bulli Bai melalui Twitter selama akhir pekan merasa trauma dan mengerikan.
Kemunculan aplikasi tersebut adalah upaya kedua dalam beberapa bulan untuk melecehkan perempuan Muslim di India dengan melelang mereka secara daring. Pada Juli, sebuah aplikasi dan situs bernama "Sulli Deals" membuat profil lebih dari 80 perempuan Muslim dengan menggunakan foto yang sebelumnya diunggah secara daring. Situs ini menggambarkan para perempuan dengan gambaran sebagai "promo hari ini".
Dalam kedua kasus tersebut, tidak ada penjualan nyata dalam bentuk apa pun. Tujuannya adalah untuk merendahkan dan mempermalukan perempuan Muslim dengan membagikan citra pribadi.
Sulli adalah istilah slang Hindi yang menghina dari Hindu sayap kanan yang digunakan kepada perempuan Muslim. Kata "bulli" juga merendahkan. Hanya saja, kasus Sulli hingga enam bulan ini polisi belum melakukan penangkapan. Asra mengatakan kepada Aljazirah bahwa kurangnya kemajuan dalam penyelidikan tidak menginspirasi banyak kepercayaan.
"Sungguh mengecewakan melihat impunitas yang dengannya para penyebar kebencian terus menargetkan perempuan Muslim, tanpa takut akan sanksi apa pun," tulisnya dalam pengaduannya.